REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang 2019, kasus kebakaran yang terjadi di Kota Sukabumi cukup tinggi. Hal itu terutama terjadi pada momen puncak musim kemarau pada Agustus-September 2019 lalu.
‘’Dari Januari hingga September 2019 tercatat ad 30 kasus kebakaran,’’ ujar Kasi Damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Hendar Iskandarsyah kepada wartawan Kamis (10/10). Kasus kebakaran terbanyak pada puncak musim kemarau yakni Agustus-September 2019 sebanyak 30 kasus.
Penyebab kebakaran ungkap Hendar, rata-rata faktor kelalaian manusia. Di antaranya membakar ilalang dan sampah yang akhirnya mengancam permukiman warga yang ada di dekat lahan tersebut.
Menurut Hendar, dari 30 kasus kebakaran kebanyakan akibat kebakaran lahan sebanyak 14 kasus dan kebakaran permukiman. Kondisi tersebut terjadi karena kebakaran lahan cukup marak di musim kemarau.
Hendar menuturkan, untuk mencegah kasus kebakaran BPBD akan melalukan sosialisasi ke masyarakat. Hal itu khususnya dilakukan ke dunia pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
Langkah tersebut, kata Hendar, dilakukan agar ada kesadaran dari warga agar tidak sembarangan melakukan kegiatan yang rawan menyebabkan kebakaran. Sehingga targetnya kasus kebakaran dapat ditekan.
Hendar menuturkan, di Kota Sukabumi, ada hydrant sebanyak 34 titik dan hanya satu yang bisa digunakan. Sebabnya, sumber air hydrant kebanyakan dari PDAM. Bila hydrant difungsikan, maka akan berdampak pada pasokan air ke warga.