REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Siti Zuhro memberikan penilaian kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2019 di Provinsi DKI Jakarta sebesar 80 persen. “Saya melihat bagus dan nilainya 80 persen,” kata Siti usai menjadi narasumber pada rapat koordinasi hasil pengawasan Pemilu tahun 2019 di Jakarta, Kamis (10/11).
Siti memberikan catatan kritis jika secara keseluruhan Pemilu 2019 di Indonesia baik KPU, Bawaslu, hingga birokrasi sulit untuk independen. “Tarikan kepentingan sangat luar biasa, sehingga mereka sering diposisikan untuk dilematis,” jelasnya.
Siti juga berpesan untuk para penyelenggara Pemilu agar memiliki semangat tinggi, tenang dan tahu harus bekerja dan berbuat seperti apa untuk suksesnya demokrasi di Indonesia.
Bawaslu Jakarta menggelar Rakor hasil penanganan pelanggaran Pemilu pada pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 di Jakarta, 10-11 Oktober 2019. Bawaslu Jakarta meminta masukan para pihak terkait penyelenggaran Pemilu diantaranya akademisi dari 11 perguruan tinggi, komisioner dan sekretariat Bawaslu kabupaten/kota hingga media massa.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta Puadi mengatakan sebanyak 103 pelanggaran selama penyelenggaraan Pemilu serentak yang dilakukan 17 April 2019 lalu. Dari pelanggaran itu, 14 putusan pengadilan yang ditetapkan dengan rincian 8 putusan di Pengadilan Negeri dan 6 putusan di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. “Dua orang dihukum dengan putusan masing-masing tiga bulan penjara,” ujar Puadi.