REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Tanker milik National Iranian Oil Company (NIOC) dihantam dua rudal saat sedang berada di dekat pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, Jumat (11/10). Serangan itu menyebabkan tanker terbakar.
“Dua rudal menghantam kapal milik Iran di dekat kota pelabuhan Jeddah, Arab Saudi,” kata NIOC, dikutip televisi pemerintah Iran dalam laporannya.
Kapal itu diketahui bernama Sabiti. Sebelumnya, NIOC sempat mengidentifikasi kapal yang menjadi target serangan itu sebagai Sinopa.
Serangan itu menyebabkan Sinopa terbakar. Minyak mentah yang diangkutnya pun luber ke laut sepanjang 93 kilometer. Pelabuhan Jeddah pun dilaporkan turut terbakar. Belum ada laporan apakah serangan itu menimbulkan korban luka atau jiwa.
Armada Kelima Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang bermarkas di Bahrain telah mengetahui tentang aksi penyerangan tersebut. “Kami mengetahui laporannya, tapi kami tidak memiliki informasi lebih lanjut,” kata seorang juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS.
Insiden penyerangan terhadap Sabiti di dekat pelabuhan Jeddah diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan antara Iran dan Saudi. Hubungan kedua negara telah memanas sejak dua fasilitas minyak Saudi Aramco diserang pada 14 September lalu.
Serangan itu dilancarkan dengan mengerahkan 18 pesawat nirawak dan tujuh rudal jelajah. Sebanyak lima persen produksi minyak dunia dilaporkan terpangkas akibat peristiwa tersebut. Aramco merupakan perusahaan minyak terbesar di dunia.
Kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun klaim mereka diragukan Barat mengingat kecanggihan dan daya jangkau serangan.
Amerika Serikat (AS) bersama Inggris, Prancis, dan Jerman justru menuding Iran sebagai pihak yang mendalangi serangan ke fasilitas Aramco. Namun, mereka memang belum memberikan bukti yang valid sehubungan dengan tuduhan tersebut. Iran telah dengan tegas membantah terlibat dalam serangan terhadap Aramco.