Jumat 11 Oct 2019 16:43 WIB

Satelit Aqua Terra Masih Pantau 1.548 Hotspot

Pantauan ini berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melakukan patroli darat menggunakan sepeda motor memantau titik //hotspot// atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerahnya.
Foto: BPBD Muba
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melakukan patroli darat menggunakan sepeda motor memantau titik //hotspot// atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (11/10) pukul 07.00 WIB memantau 1.548 titik panas (hotspot). Hotspot yang terpantau dengan berbagai kategori yaitu sedang 30 hingga 79 persen dan tinggi lebih dari 80 persen. Pantauan ini berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, total hotspot selama 24 jam terakhir sebanyak 1.548 titik panas. "Total hotspot kategori sedang dan tinggi sebanyak 1.548," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (11/10).

Baca Juga

Dia membagi hotspot kategori sedang total sebanyak 1.055. Rinciannya, dia melanjutkan, di Sumatra Selatan 258 hotspot, Kalimantan Tengah 171 hotspot, Nusa Tenggara Timur 109 hotspot, Lampung 83 hotspot, Jambi 49 hotspot, Kalimantan Selatan 49 hotspot, Sulawesi Tengah 46 hotspot, Kalimantan Timur 44 hotspot, Sulawesi Tenggara 40 hotspot.

Kemudian di Nusa Tenggara Barat 36 hotspot, Kepulauan Bangka Belitung 31 hotspot, Kalimantan Barat 26 hotspot, Sulawesi Selatan 23 hotspot, Riau 18 hotspot, Jawa Timur 16 hotspot , Maluku 14 hotspot.

Selanjutnya, Sulawesi Barat sembilan hotspot, Papua tujuh hotspot, Gorontalo hotspot, Jawa Barat lima hotspot, Jawa Tengah empat hotspot, Maluku Utara tiga hotspot, Sulawesi Utara tiga hotspot. Sedangkan di Papua Barat dua hotspot, Bengkulu satu hotspot dan Sumatera Utara satu hotspot. "Kemudian total hotspot dengan kategori tinggi total 493," ujarnya.

Rinciannya, dia melanjutkan, Sumatra Selatan 133 hotspot, Kalimantan Tengah 79 hotspot, Jambi 52 hotspot, Nusa Tenggara Timur 46 hotspot, Lampung 32 hotspot, Kalimantan Selatan 28 hotspot. Nusa Tenggara Barat 20 hotspot, Sulawesi Tenggara 15 hotspot, Sulawesi Tengah 14 hotspot, Jawa Timur 13 hotspot.

Selanjutnya di Kalimantan Timur ada 11 hotspot, Sulawesi Selatan 11 hotspot, Kepulauan Bangka Belitung 10 hotspot, Maluku enam hotspot. Di Riau terdata ada lima hotspot, Papua empat hotspot, Kalimantan Barat tiga hotspot, Gorontalo tiga hotspot, Sulawesi Utara tiga hotspot, Sulawesi Barat dua hotspot. Selanjutnya di Jawa Barat satu hotspot, Jawa Tengah satu hotspot dan Maluku Utara satu hotspot.

Titik panas ini diakuinya menyebabkan hutan dan lahan terbakar. "Hingga Kamis (10/10), total 328.722 hektare area lahan terbakar," ujarnya. Ia menambahkan, 29.039 personel terlibat dalam pemadaman api. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement