REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Setu, Cipayung, Jakarta Timur, menepis dugaan kebakaran, Jumat (11/10) sore, akibat radiasi telepon seluler (ponsel).
"Enggak ada kayaknya bukan (radiasi) ponsel," kata Manajer SPBU Setu, Mahfuzi, di Jakarta.
Berdasarkan hasil rekaman kamera pengawas CCTV, kata dia, posisi awal percikan api bersumber dari mobil salah satu konsumen jenis Daihatsu Grandmax B 1533 L putih yang sedang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau lihat dari rekaman CCTV, jadi sopir itu udah selesai ngisi BBM premium, terus menyalakan kendaraan, tahu-tahu ada nyala api, meledak, si sopir langsung kabur," katanya.
Saat kejadian, Mahfuzi sedang berada di dalam kantor mengurus dokumen laporan penjualan. Pihaknya telah menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diselidiki.
Sementara itu bangkai mobil Grandmax yang terbakar tampak menyimpan tiga unit drum yang diduga akan diisi BBM di lokasi. Drum berukuran 200 liter masing-masing berada di kursi depan satu unit dan dua unit di kursi tengah.
Dugaan kebakaran akibat radiasi ponsel disebut oleh Kepala Seksi Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaeman. "Dugaan sementara akibat radiasi ponsel. Sebab ada kesaksian pegawai SPBU yang melihat supir bermain ponsel saat proses pengisian BBM," kata Gatot.
Kobaran api yang berlangsung pukul 14.30 WIB berhasil dipadamkan sekitar pukul 15.35 WIB oleh 55 personel berikut 11 unit armada pompa pemadam.