REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peserta IBL Rookie Combine 2019 harus menjalani pemeriksaan medis dan diuji kemampuan bermain basketnya dalam program perekrutan pemain baru untuk klub-klub IBL musim depan. Selain aspek teknis, para peserta juga mendapat masukan psikologis dari mantan pebasket yang sukses saat masih menjadi pemain, salah satunya Christian Ronaldo Sitepu. Dodo, sapaannya, merupakan tulang punggung Satria Muda Pertamina sebelum memutuskan pensiun tahun lalu. Dodo juga menjadi pilar timnas basket Indonesia selama bertahun-tahun.
Dalam salah satu sesi motivasi, Dodo mengingatkan para peserta IBL Rookie Combine 2019 tujuan mereka menjadi atlet. "Saya dulu memang mau jadi atlet biar bisa kuliah dan main basket di luar negeri. Karena sesuatu hal, tak bisa dapat beasiswa basket ke luar negeri, cita-cita saya tetap tinggi jadi pemain nasional," katanya dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/10).
Jalan ke tim nasional tak mudah. Dodo juga harus melewati masa rookie. Dia memberi saran kepada para juniornya bagaimana bertahan dalam persaingan di IBL nanti. Pertama, kata dia, harus menguasai 'medan pertempuran'.
"Mengetahui kondisi tim, bagaimana persaingan dan berusaha mendapat tempat dalam tim. Kalian harus punya timeline. Saya dulu juga punya timeline kapan harus bisa masuk dalam tim inti," katanya sambil menceritakan bagaimana perjuangan dia sebagai pemain ke-18 hingga menjadi starter dalam tim Satria Muda.
Dia berharap para rookie selalu memperbaiki kemampuan. "Mungkin kalian sudah merasa jago di kampus, tetapi di tempat lain termasuk IBL masih banyak yang lebih jago. Itu yang harus selalu dikejar. Totalitas adalah kunci," tuturnya.
Sebuah pertanyaan menarik muncul dari peserta tentang menghindari bully yang biasanya terjadi pada tahun pertama bermain. Dodo mengatakan, cara terbaik menghentikan bully adalah dengan menunjukkan prestasi.
Mantan pemain lainnya yang mengisi program ini adalah Jerry Lolowang. Ia memberikan bekal ilmu kepada peserta IBL Rookie Combine 2019 tips bersikap dalam tim baru. Dia gembira para pemain sudah bisa mengaplikasikan dalam sesi lapangan.
"Mereka menunjukkan antusiasme, body language bagus dalam latihan," ujarnya.
"Yang cukup penting saya sampaikan adalah bahwa afirmasi mereka adalah pelatih bukan netizen. Artinya, saat Rookie Combine, afirmasi mereka adalah para pelatih, begitu pula nanti bila mereka di tim baru, afirmasi mereka adalah para pelatih."