Sabtu 12 Oct 2019 04:52 WIB

Hagibis, Topan Terbesar yang Diprediksi akan Hancurkan Tokyo

Ribuan jadwal penerbangan dari dan ke Jepang juga akan ditunda.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Penumpang telantar di Bandara Narita, Tokyo akibat badai faxai, Senin (9/9).
Foto: Kyodo News via AP
Penumpang telantar di Bandara Narita, Tokyo akibat badai faxai, Senin (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Topan yang kuat sedang mendekati Jepang, mengancam akan menghancurkan ibukotanya dengan hujan dan angin terberat dalam 60 tahun. Ini akan berdampak pada ekonomi Jepang serta pembatalan Piala Dunia Rugby dan Grand Prix Formula One yang akan diadakan di negara itu. Ribuan jadwal penerbangan dari dan ke Jepang juga akan ditunda.

Topan Hagibis, yang berarti "kecepatan" dalam bahasa Filipina Tagalog, akan mendarat di pulau utama Honshu pada Sabtu (11/10). Kedatangan Hagibis sebulan setelah salah satu topan terkuat yang melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir menghancurkan atau merusak 30 ribu rumah dan menyebabkan listrik padam secara luas.

Badai itu bisa menjadi yang terkuat yang melanda Tokyo sejak 1958. Orang-orang juga harus bersiap menghadapi gelombang tinggi dan badai, kata Badan Meteorologi Jepang.

"Topan itu dapat membawa rekor curah hujan dan angin," kata seorang pejabat Badan Meteorologi Jepang pada konferensi pers, dilansir di The Guardian, Jumat (11/10).

Perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, memerintahkan menteri kabinetnya untuk melakukan yang terbaik untuk mengamankan keselamatan rakyat. Para pejabat di prefektur Chiba, timur Tokyo, yang dilanda angin topan Faxai sebulan yang lalu, mengatakan kepada orang-orang untuk menyiapkan pasokan makanan dan air hingga tiga hari. 

Beberapa supermarket kehabisan air botolan dan baterai. Pengguna Twitter memposting foto-foto rak kosong dan bertukar tips tentang cara mempersiapkan gangguan terhadap air dan pemadaman listrik. Banyak dari 30 ribu rumah yang hancur atau rusak di Chiba akibat Topan Faxai pada bulan lalu belum diperbaiki

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement