Sabtu 12 Oct 2019 08:50 WIB

Maaf Terakhir Rosminah di Pusara Anaknya

Rosminah merasa tak mungkin korban yang jatuh dari pagar alami luka seperti Akbar.

Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan berkemeja kotak-kotak terlihat menciumi makam yang masih basah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wakaf belakang Seskoal, Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (11/10) pagi. Dengan berderai air mata, dia terus berbicara dan mengusap nisan.

“Maafkan mama ya, nak. Alam baik-baik di sana. Maafkan mama ya, mama suka marahin Alam,” kata perempuan bernama Rosminah itu dengan tangis pilu di pusara anaknya, Akbar Alamsyah.

Baca Juga

Berdasarkan keterangan polisi, Akbar jatuh dari pagar di dekat kompleks DPR untuk menghindari kericuhan. Namun, Rosminah melihat alasan polisi berbeda dengan yang dialami anaknya.

Rosminah mengingat perjumpaan terakhir kali dengan anaknya saat Akbar masih dalam kondisi sehat. Kala itu, Rosminah mengunjungi Akbar yang tinggal di rumah neneknya di Kebon Mangga, Kebayoran Baru. Dia mengingatkan anaknya itu agar tidak perlu mendekati area yang memanas akibat demo.

“Saya sudah bilang ke dia jangan ke mana-mana, apalagi ke daerah Slipi dan Palmerah, bahaya nak,” kata Rosminah yang waktu itu menjaga Akbar yang terbaring koma di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu (9/10).

Dia mengaku, menitipkan pesan kepada nenek Akbar agar tidak membiarkan Akbar meninggalkan rumah karena kala itu kondisi Jakarta tidak kondusif. Namun, karena sudah berjanji kepada dua temannya, Akbar nekat pergi membawa motornya pada pukul 23.00 WIB ke arah Slipi, Jakarta Barat.

photo
Sejumlah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di sekitaran Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Tanpa kabar

Hingga Jumat (27/9), Akbar tak kunjung kembali ke rumah. Saat mendapatkan kabar itu, Rosminah langsung kembali ke rumah nenek Akbar menunggu kepulangan anaknya. Namun, bukannya mendapati kepulangan anaknya. Rosminah malah mendapatkan kabar dari teman Akbar bahwa mereka terpisah saat melihat demo dan tidak ada kabar dari Akbar setelah itu.

Rosminah dengan rasa khawatir segera memutuskan untuk pergi ke Polda Metro Jaya. Kepergiannya itu untuk memastikan apakah anaknya ditangkap polisi atau tidak. Sayangnya, begitu tiba di Polda Metro Jaya, dia tak menemukan nama anaknya dalam daftar yang tersedia di Polda Metro Jaya.

“Tidak ada nama anak saya. Saya liatin muka-muka yang ada di Polda pada lebam semua, jadi mukanya mirip-mirip gitu,” ujar Rosminah.

Polisi yang bertugas saat itu menyarankan agar Rosminah turut memeriksa Polres Metro Jakarta Barat karena beberapa orang diamankan di sana. Dia pun ke Polres Metro Jakarta Barat. Nama Akbar tertulis di sana. Meski begitu, polisi tidak mengizinkan Rosminah untuk bertemu anaknya. “Saya cuma nitip makanan saja untuk anak saya. Karena saya pikir anak saya di Polres kan,” kata dia.

Rosminah memutuskan pulang ke rumahnya setelah menitipkan makanan untuk Akbar di Polres Metro Jakarta Barat. Namun, setibanya di kediaman, ia dikejutkan dengan informasi dari aplikasi pesan yang mengatakan, anaknya dirawat di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta Pusat.

Dia segera bergegas menuju Rumah Sakit Pelni. Namun, yang kemudian didapatinya adalah kabar bahwa anaknya sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati di Jakarta Timur. Hatinya amat sedih melihat kondisi anaknya ketika Rosminah sampai di Rumah Sakit Polri. Muka anaknya tampak lebam-lebam dan terbalut dengan perban.

“Katanya habis dioperasi tulang kepalanya yang patah,” ujar Rosminah dengan nada lirih. “Saya langsung cium, peluk anak saya. Karena tidak kuat lihat anak saya yang keadaannya kayak orang penyakit tumor, kepalanya besar semua gitu, akhirnya saya sempat pingsan,” kata dia.

Melihat kondisi putranya itu, Rosminah merasa tidak mungkin korban yang jatuh dari pagar mengalami luka seperti Akbar. “Seperti terkena benda tumpul di bagian kepala dan wajahnya itu seperti dipukuli karena mata kirinya lebam,” kata Rosminah.

Kondisi Akbar yang koma membuat RS Polri Kramat Jati memindahkan pasien itu ke RSPAD Gatot Subroto. Saat itu, Rosminah berharap anaknya segera pulih dan dapat beraktivitas normal kembali, tapi takdir berkata lain. Akbar mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (10/10) setelah koma selama 12 hari. Selamat jalan, Akbar. n antara ed: mas alamil huda

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement