REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih Prastiyo berpandangan bahwa kondisi bangsa Indonesia sekarang mengalami krisis etika. IMM menyayangkan tindakan yang diperlihatkan oleh politisi Arteria Dahlan terhadap Emil Salim dalam acara debat yang diadakan salah satu stasiun televisi.
Menurut Najih, tidak pantas bagi seorang politisi dan wakil rakyat mempertontonkan kepada publik tindakan membentak dengan nada tinggi dan kasar seperti itu. IMM juga memandang kondisi politisi negara sekarang sedang minim etika, seperti yang dipertontonkan Arteria.
"Yang dipertontonkan Arteria Dahlan membentak dan mendebat Profesor Emil Salim itu adalah salah satu contoh minimnya etika yang dimiliki oleh politisi kita," kata Najih melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (12/10).
Sosok pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang, menurut Najih adalah yang memiliki kemampuan manajemen dan etika. Artinya memiliki etika dalam berpolitik, hukum dan etika memperlakukan masyarakat sesuai dengan norma sopan santun yang berlaku di masyarakat Indonesia.
Ketua DPP IMM juga mengungkapkan keprihatinannya atas musibah yang menimpa Menkopolhukam, Wiranto dalam lawatannya ke Serang, Banten. Najih berharap peristiwa yang menimpa Wiranto menjadi evaluasi dan menggugah kesadaran kolektif untuk mengedepankan etika dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat.
"Peristiwa yang menimpa Wiranto tersebut disebabkan minimnya mengedepankan aspek etika dalam memandang persoalan bangsa. Sehingga menimbulkan sentimen yang kurang baik terhadap sosok seorang Wiranto di masyarakat," ujarnya.
Najih mengingatkan, Wiranto seringkali membuat pernyataan yang kontra produktif terhadap kondisi bangsa. Itu termasuk tindakan yang tidak beretika. Wajar bila kemudian ada beberapa kelompok yang tidak senang lalu nekat untuk melakukan tindakan mencelakainya. "Berharap Wiranto baik-baik saja dan cepat sembuh sehingga bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk bangsa Indonesia," ujarnya.
Najih juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah agar berbagai kondisi yang terjadi tidak mengalihkan perhatian dari kasus-kasus sensitif yang menjadi tuntutan publik. IMM mengajak segenap masyarakat dan pemerintah untuk tidak mereduksi berbagai polemik yang terjadi belakangan.
"IMM akan terus mengawal berbagai permasalahan tersebut sampai dengan tuntas diselesaikan, seperti kasus meninggalnya Immawan Randi saat unjuk rasa, undang-undang KPK, RKUHP dan yang lainnya," tegasnya.