Sabtu 12 Oct 2019 18:24 WIB

PAN Tetap Oposisi Meski Gerindra-Demokrat Gabung Pemerintah

Koalisi parpol pengusung Prabowo-Sandi sudah bubar dan sepakat memilih jalan sendiri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay
Foto: RepublikaTV/Fian Firatmaja
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menegaskan bahwa partainya tetap menjadi oposisi atau partai penyeimbang. Sikap oposisi ini menurut Saleh akan tetap dipertahankan walaupun pada akhirnya Partai Gerindra dan Partai Demokrat bergabung dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Sampai saat ini, PAN sudah jelas mengambil posisi di luar pemerintahan. Belum ada agenda di luar itu, mayoritas pengurus, kader, dan simpatisan memilih sikap seperti itu," kata Saleh di Jakarta, Sabtu (12/11).

Baca Juga

Hal itu dikatakan Saleh terkait pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Kamis (10/10) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (11/10).

Menurut dia, apabila Partai Gerindra dan Partai Demokrat pada akhirnya bergabung bersama pemerintah, itu adalah hak kedua parpol tersebut karena masing-masing memiliki hak untuk menentukan langkah sendiri.

Dia mengatakan, koalisi parpol pengusung Prabowo-Sandi sudah bubar dan sepakat akan mengambil serta memilih jalan sendiri sehingga kalau kedua partai itu bergabung dengan pemerintah, masyarakat yang berhak memberi penilaian.

"Silakan masyarakat menilai mana yang sungguh-sungguh berjuang untuk membawa perubahan, mana yang hanya ingin mengejar target dan capaian politik praktis semata," ujarnya.

Saleh yang merupakan Sekretaris FPAN MPR RI itu menegaskan bahwa PAN sudah menetapkan akan berada di luar pemerintahan, dan itu bukan berarti partainya akan menjadi oposisi yang selalu bersebelahan dengan pemerintah.

Menurut dia, apabila kebijakan dan program pemerintah dijalankan sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat, PAN akan mendukung namun jika ada yang menyimpang dan berseberangan dengan aspirasi masyarakat, PAN akan mengeritik, mengoreksi, dan mengingatkan pemerintah.

"Tidak perlu pakai istilah oposisi. Kita lebih baik menjadi kekuatan penyeimbang, itu sangat penting di dalam sistem demokrasi yang kita anut saat ini," katanya.

Selain itu Saleh juga mengatakan yang perlu dicermati adalah pertemuan SBY dan Prabowo dengan Presiden Jokowi , jika agendanya adalah dalam rangka membicarakan kepentingan masyarakat, tentu itu sangat baik dan perlu diapresiasi.

Namun, menurut dia, apabila agenda pertemuan itu hanya berkutat pada kepentingan politik sektoral dan temporal, tentu tidak baik apalagi, masih banyak persoalan bangsa ini yang perlu menjadi sorotan dan perhatian.

"Orang bisa saja berpikir bahwa pertemuan itu terkait dengan pembentukan kabinet. Itu boleh-boleh saja, namun kalau agendanya hanya soal kursi kabinet, tentu kurang simpatik dan tidak produktif," ujarnya.

Dia mengatakan sikap PAN yang berada di luar pemerintahan dimungkinkan untuk menilai kinerja pemerintah secara lebih objektif dan independen, sehingga kekuatan penyeimbang dapat berkontribusi dalam memperbaiki pelayanan pemerintah pada masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement