Sabtu 12 Oct 2019 20:14 WIB

Maruf Amin Dorong Tangkal Paham Radikal

Kiai Maruf mengakui bahwa paham radikal masih berkembang di Indonesia.

Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 KH Ma'ruf Amin (kedua kiri) menghadiri acara silaturahmi lintas agama di Universitas NU di Mataram, NTB, Sabtu (12/10/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 KH Ma'ruf Amin (kedua kiri) menghadiri acara silaturahmi lintas agama di Universitas NU di Mataram, NTB, Sabtu (12/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Presiden terpilih Kiai Ma'ruf Amin tak menampik bahwa paham radikal masih berkembang di Indonesia. Untuk itu, ia mendorong seluruh elemen bangsa ikut terlibat mencegah berkembangnya paham tersebut.

"Paham radikal masih berkembang di Indonesia. Karena itu perlu adanya upaya melakukan deradikalisasi paham-paham radikal, supaya tidak berkembang," kata Ma'ruf Amin pada acara tasyakuran dan silaturahmi lintas agama dan peletakan batu pertama pembangunan Kantor PWNU NTB di Universitas NU di Jalan Pendidikan, Kota Mataram, NTB, Sabtu sore.

Baca Juga

Ma'ruf Amin menegaskan, peristiwa penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang terjadi beberapa waktu lalu di Banten merupakan bukti nyata berkembangnya paham radikal di tengah masyarakat. Hal itu, kata ia, karena ada pemahaman agama yang keliru dan menyimpang, sehingga pelakunya melakukan perbuatan (penyerangan) seperti itu.

"Paham radikal dan terorisme harus dilawan dengan upaya-upaya dan usaha-usaha derakalisasi dan itu harus menjadi tugas pusat dan daerah, untuk itu diperlukan sinergitas seluruh pihak," katanya.

Lebih lanjut, Ma'ruf Amin menyontohkan NTB salah satu provinsi yang berhasil mencegah masuknya paham-paham radikal. Hal ini tidak lepas dari sinergitas seluruh pihak tidak hanya pemerintah baik pusat dan daerah. "NTB menjadi salah satu daerah yang berhasil menangkal gerakan-gerakan radikalisme," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement