REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Safari dakwah Muslim United yang dilaksanakan dari tanggal 11-13 Oktober 2019 di Yogyakarta menuai polemik. Hal itu disebabkan terjadi penolakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Keraton Yogyakarta terhadap kegiatan mereka yang sempat berjalan selama sehari, Jumat (11/10) di Area Kraton Masjid Gedhe kauman.
Tepat pada Sabtu (12/10) sore sekitar pukul 15.00 WIB para pedagang yang ikut memeriahkan rangkaian kegiatan Muslim United harus terpaksa pindah dari masjid Gedhe Kauman ke Masjid Jogokariyan. Hal itu setelah dicapainya kesepakatan antara Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) DIY, Takmir Masjid Gedhe Kauman dan official crew Muslim United 2019 untuk memindahkan lokasi.
"Kami melihat ada kemudharatan jika acara ini diteruskan (di Masjid Gedhe Kauman-red)," kata Koordinator Keamanan Muslim United, Syaifullah Nur Iqbal Mustofa yang dihubungi Republika, Sabtu.
Jamaah dan para pedagang yang masih bertahan di masjid Gedhe Kauman pun masih bisa mengikuti dan mendengarkan pengajian live streaming dari masjid Jogokariyan.
Meskipun begitu, banyak pedagang yang mengeluh ketika ada penolakan serangkaian kegiatan dakwah Muslim United ini di Masjid Gedhe Kauman. Hal itu disebabkan mereka sudah membayar untuk menyewa lokasi berdagang, akan tetapi para jamaah yang merupakan calon konsumen malah pindah ke Jogokariyan.
Fatih, selaku jamaah mengatakan kecewa terhadap pemindahan dan penolakan kegiatan dakwah Muslim United, yang sampai pindah jauh ke Jogokariyan. "Padahal hal ini (Muslim United-red) merupakan dakwah, dan majelis ilmu yang seharusnya dilindungi keamanannya," keluh Fatih seperti diungkapkannya kepada Republika, Sabtu.
Tetapi meskipun demikian, pengajian yang diisi oleh berbagai ustaz terkenal ini bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Tadi malam, di majelis Muslim united Jogokariyan terdapat pengajian yang diisi oleh Ustaz Abdul Somad. Selain itu, juga terdapat pengajian yang diisi oleh Ustaz Randy dari Masjid Suciati Saliman, Sleman.
Ustaz Randy mengatakan dan menyeru kepada jamaah untuk menguatkan basis ukhuwah islamiyah dengan cara menjadikan masjid sebagai basis dakwah umat Islam.
"Masjid sebagai tempat berdakwah merupakan ajaran dari Rasulullah SAW. Masjid memiliki nilai kesamaan untuk menguatkan umat islam. Bahwa dengan masjid kita bisa memiliki persamaan aqidah, persamaan posisi sosial dalam satu masjid tidak dibedakan antara yang kaya dan miskin dalam masjid, satu rasa dan sama rata," katanya.
Selain itu, juga terdapat kesamaan penderitaan sebagaimana pada peristiwa hijrahnya nabi ke Madinah. Saat itu, kaum Ansor merelakan harta dan yang mereka punyai untuk juga dimiliki oleh kaum Muhajirin.
“Saat ini kita harus menguatkan masjid dengan segala fasilitas dan kemampuan yang dimiliki untuk berdakwah demi agama Islam. Saatnya episode hari ini untuk hijrah agar kita bisa menuai kemenangan sebagaimana ketika zaman Rasulullah menaklukkan peradaban Persia dengan masjid. Tegakkanlah Islam untuk umat," katanya sambil memekikkan kalimat takbir.