REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang sangat cepat di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) saat ini, Pertamina harus bergerak lincah untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Karena itu, Pertamina selalu memiliki strategi bisnis untuk menghadapi tantangan tersebut.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina Heru Setiawan menjelaskan ke depan bisnis Pertamina akan menemukan gangguan (disruption). Salah satu cara menghadapinya adalah dengan memanfaatkan pasar besar domestik Indonesia, meningkatkan aset nasional, dan menciptakan sinergi.
“Kita harus mampu mengubah yang tidak untung menjadi untung. Kita diberikan kelebihan yang banyak dalam proses bisnis migas dari hulu ke hilir. Maksimalkan yang ada di Pertamina dan kita harus dapat membaca pasar potensial," ujarnya, Ahad (13/10).
Menurut Heru, lima tahun ke depan, investasi bisnis Pertamina akan lebih banyak kepada upstream dan refinery. “Kita akan jadikan kilang profitable dengan investasi baru. Pengembangan bisnis petrokimia juga menjadi salah satu bisnis baru melalui kilang TPPI Tuban agar dapat membidik pasar domestik. Bisnis baterai juga menjadi salah satu pilot project,” pungkasnya.