REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemajuan ilmu pengetahuan sering berujung pada terciptanya beragam alat. Para cendekiawan Muslim telah lama mengawalinya. Alat-alat ciptaan mereka tak sekadar sebagai sebuah pencapaian gemilang keilmuan. Namun, mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan umat saat itu. Termasuk menopang kegiatan keagamaan.
Pada abad ke-12 Masehi, al-Jazari berjasa besar menciptakan alat dan wadah pencuci tangan, yang di zaman modern dikenal dengan wastafel. Alat ini terbilang cukup canggih pada masanya karena sudah menggunakan sejumlah instrumen mekanis ataupun prinsip hidrolis. Prinsip itu dipakai pula pada pancuran dan pompa air.
Alat untuk mencuci tangan yang dirancang al-Jazari membantu melestarikan kebiasaan baik umat yang telah lama ada. Yaitu, kebiasaan mereka mencuci tangan untuk kebersihan. Alat tersebut juga digunakan untuk berwudlu. Ini mendahului kebiasaan yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Kepakaran al-Jazari tidak diragukan lagi. Ia adalah insinyur dan ilmuwan terbesar di bidang teknik dan mekanik yang dimiliki umat Muslim. Tokoh ini bernama lengkap Badi al-Zaman Abu al-'Izz bin Isma'il bin al-Razzaz al-Jazari. Ia dilahirkan di al-Jazira yang terletak di antara sisi utara Irak dan timur laut Suriah.
Reputasinya terentang di seantero dunia Islam dan Barat. Al-Jazari pun mendapat julukan sebagai bapak teknik. Temuan-temuannya memberikan pengaruh luar biasa terhadap rancang bangun permesinan modern. Tidak kurang dari 50 peralatan hasil ciptaannya mewarnai perkembangan dunia teknik dan mesin hingga kini.
Sebagian besar karya al-Jazari dipaparkan pada buku teori dan praktik mekaniknya berjudul Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi fi Sinat 'at al-Hiyal. Ini merupakan kitab pengetahuan tentang alat-alat mekanik. Dalam buku yang dirampungkan pada 1206 Masehi inilah, al-Jazari mengurai secara terperinci mengenai alat pencuci tangan tadi.