Ahad 13 Oct 2019 14:58 WIB

Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Cemarasewu

Jenis ikan yang terdampar diperkirakan lebih dari dua ton.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Joko Sadewo
Ribuan ikan terdampar di pantai Cemara Sewu, Cilacap
Foto: istimewa/screenshoot youtube
Ribuan ikan terdampar di pantai Cemara Sewu, Cilacap

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Lini masa media sosial, Sabtu (13/10), dihebohkan dengan terdamparnya ribuan ikan di Pantai Cemara Kecamatan Jetis Kabupaten Cilacap. Dalam video yang viral, ribuan ikan yang terdampar di sepanjang pantai dan sedang dipunguti oleh warga dan wisatawan yang ada di pantau tersebut.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjono, mengaku sudah menerima informasi tersebut. ''Kejadiannya memang di pantai Cemarasewu kemarin,'' jelasnya, Ahad (13/10).

Menurutnya, jenis ikan yang terdampar merupakan jenis ikan kecil yang lazim disebut ikan petek. ''Sedangkan jenisnya bermacam-macam, namun semuanya merupakan ikan kecil. Jumlah ikan yang terdampar, diperkirakan lebih dari dua ton,'' jelasnya.

Mengenai penyebab ikan sampai terdampar, Sarjono mengaku belum bisa memastikan. Namun dia membantah bila terdamparnya ikan tersebut, merupakan pertanda akan terjadi sesuai di kawasan pantai selatan, atau akibat kondisi tertentu. ''Ikan yang terdampar itu, semuanya terdampar dalam keadaan sudah mati, meski pun masih segar,'' katanya.

Sumber video: Youtube unggahan dari mangku alam45
 
Menurutnya, kalau dianggap sebagai pertanda atau kondisi cuaca yang kebetulan sedang pancaroba, ikan-ikan mendarat di pantai tentu dalam keadaan hidup. ''Ikan akan menggelepar-gelepar lebih dulu di pantai, baru kemudian mati. Namun dalam dalam kejadian ini, ikan yang terdampar lebih disebabkan oleh arus ombak,'' katanya.

Berdasarkan kenyataan itu, Sarjono memperkirakan, ikan-ikan yang terdampar di Pantai Cemarasewu tersebut, merupakan ikan hasil tangkapan nelayan. Namun saat jaring akan ditarik ke atas kapal, jaring tersebut jebol sehingga ikan yang sudah ditangkap ambrol kembali ke laut.

Namun dia mengaku, sampai saat ini belum mengetahui mendapat laporan adanya nelayan yang mengalami kejadian itu. ''Kejadian jaring jebol ini sudah beberapa kali terjadi. Tapi biasanya, nelayan tidak akan pernah membicarakan hal ini,'' katanya.

Dia menyebutkan, selama ini cukup banyak nelayan dari Cilacap yang menggunakan jaring tarik. Kapasitas jaring ini bisa mencapai dua hingga tiga ton, dalam sekali tarik. ''Mungkin karena jaringnya sudah lapuk, sehingga ikan yang sudah tertangkap jaring ambrol kembali ke laut dalam keadaan sudah mati,'' katanya.

Sarjono juga membantah informasi yang menyebut bahwa ikan-ikan ini mati karena racun. ''Saya jamin, di Cilacap tidak ada nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya,'' katanya.

Untuk itu, dia menyatakan tidak akan ada masalah bila warga mengonsumsi ikan tersebit. ''Ikannya juga masih segar. Jadi saya kira, tidak ada masalah bila warga dan wisatawan mengonsumsi ikan tersebut,'' jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement