Ahad 13 Oct 2019 21:10 WIB

Sungai Cikeas Tersumbat, Lima Perumahan Terancam Banjir

Sampah bambu berjumlah 1.200 kubik.

Rep: Muhammad Riza./ Red: Muhammad Hafil
Tumpukan sampah bambu kembali ditemukan di sungai Cikeas, Bendung Koja, perbatasan Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor dengan Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (26/11). Diperkirakan total sampah bambu tersebut mencapai 18 ton.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Tumpukan sampah bambu kembali ditemukan di sungai Cikeas, Bendung Koja, perbatasan Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor dengan Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (26/11). Diperkirakan total sampah bambu tersebut mencapai 18 ton.

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Sungai Cikeas, tepatnya aliran yang berada di Bendung Koja, Jati Asih, Kota Bekasi tersumbat. Mayoritas sampah yang menyumbat adalah bambu. Dengan banyaknya sampah tersebut, dikhawatirkan ada lima perumahan yang terancam banjir jika sungai tidak segera dibersihkan.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cisadane (KP2C), Puarman menjelaskan, sumbatan di Sungai Cikeas, Bendung Koja, Jatiasih bukanlah hal baru. Ia menyatakan, hampir di setiap musim hujan, aliran sungai tersebut selalu tersumbat. Sebagaimana sebelumnya, sampah serupa juga sempat menyumbat pada April lalu, Ahad (13/10).

Baca Juga

Ia memperkirakan, sampah bambu tersebut berjumlah sekitar 1.200 kubik. Sampah tersebut memanjang sekitar 120 meter di sungai yang memiliki lebar delapan meter itu. Menurutnya, sampah tersebut lebih banyak daripada biasanya, pasalnya, saat musim hujan, sampah yang menumpuk hanya sekitar 500 kubik.

Ia berpandangan, jika sampah tersebut tidak segera dibersihkan. Maka saat memasuki musim hujan, setidaknya ada lima perumahan yang terancam banjir. "Perumahan Villa Nusa Indah Tiga, Villa Mahkota Pesona, Perumahan Mandosi Permai, Perumahan Puri Nusapala, dan Perumahan Jatisari," kata Puarman.

Kemudian, Puarman pun menyebutkan, sampah tersebut biasanya berasal dari rumpun bambu yang terletak di sekitar sungai. Selain itu, bambu juga berasal dari sisa pembukaan lahan yang diletakkan di pinggir sungai. "Asal ada kenaikan air sungai Cikeas 200 cm, selalu membawa material sampah bambu. Jenis sampah 90 persen sampah bambu, 10 persen sampah rumah tangga," ujar Puarman.

Ia menambahkan, ribuan kubik sampah bambu tersebut berasal dari hulu sungai Cikeas, yakni wilayah Gunung Geulis dan Bukit pelangi. Berdasarkan catatan KP2C, sebanyak 50 persen sampah tersebut umumnya berasal dari Kabupaten Bogor, 25 persen berasal dari Kota Depok, dan sisanya, 25 persen berasal dari wilayah Kota Bekasi.

Pada akhirnya, ia berharap adanya sinergi antara Pemkot Bekasi dan Pemkab Bogor, lantaran sampah yang cukup banyak itu memerlukan banyak personil. Selain itu, akses menuju lokasi tersebut juga cukup sulit untuk dilalui alat berat. "Sementara ini diputuskan untuk dibersihkan secara manual, setidaknya bisa memakan waktu dua pekan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengaku, pihaknya siap untuk membersihkan aliran sungai Cikeas tersebut. Rencananya, sampah bambu itu akan dikeruk Selasa (15/10).

"Rencananya Selasa 15 Oktober 2019 akan dilakukan pembersihan di Bendung Koja melibatkan stakeholder termasuk pasukan katak kita juga akan diturunkan untuk membersihkan sampah," kata Yayan.

Kemudian, ia menyatakan, pembersihan tersebut akan dilakukan secara bersama-sama. Ia pun merinci, setidaknya ada beberapa personil yang akan dikerahkan, mulai dari 35 personil pasukan katak dan UPTD Wilayah Kota Bekasi, 10 personil DBMSDA Kota Bekasi, enam personil DLH Provinsi Jawa Barat, TNI, serta DLH Kabupaten Bogor yang akan menurunkan tiga truk sampah. 

Selain beberapa personil di atas, Kadis LH Kota Bekasi itu juga menyebutkan, pembersihan akan dibantu oleh empat personil Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dan Empat personil Perum Jasa Tirta (PJT) II. Kemudian, ditambah dengan beberapa personil TNI Kodam III Siliwangi, Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), serta personil Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Jati Asih. 

"Empat personil BBWSCC akan dilengkapi dengan alat pemotong. Personil PJT (Perum Jasa Tirta) akan dilengkapi dengan satu unit chain saw (gergaji mesin) sama satu unit tackle (alat katrol) lima ton ditambah tambang dadung," ujar Yayan.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menuturkan, sebelumnya DLH Kota Bekasi telah menyusuri Sungai Cikeas untuk mengeruk sedimen. "Pengerukan menggunakan alat berat dari BBWSCC dan KP2C dibantu unsur TNI Kodam Siliwangi. Pengerukan sedimen dilakukan di pertemuan Kali Cileungsi-Cikeas," ucap dia.

Pada akhirnya, ia berharap agar masyarakat juga turut berpartisipasi dalam oembersihan tersebut. Selain itu, ia juga berharap agar masyarakat dapat bersama-sama menjaga kebersihan sungai.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menyebutkan, pihaknya siap untuk membantu membersihkan Sungai Cikeas. Sementara terkait otoritas pemilik sungai, Bambang menjelaskan bahwa sungai tersebut merupakan milik PJT II, karena dulunya sungai tersebut berperan sebagai irigasi.

"BBWSCC sebagai pengelola sungai membantu mengkoordinasikan dan bekerja bersama Pemkot Bekasi dengan PJT untuk penanganan sampah bambu di Bendung Koja. Jadi intinya kalo Pemkot Bekasi minta bantuan ke kita, kami siap," kata Bambang saat dihubungi Republika

Dalam kesempatan yang sama, ia pun menjelaskan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah, mulai dari penanganan pintu air, pengerukan sungai, serta penguatan tebing sungai. "Tapi, memang ada beberapa titik yang belum kita perbaiki, itu menyangkut dari anggaran," ucap Bambang

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement