Ahad 13 Oct 2019 21:50 WIB

Music for Conservation Ajak Penikmat Musik Peduli Lingkungan

Acara musik untuk lingkungan ini akan hadir 28 Oktober mendatang.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Tony Welas, band WOLFTANK, dan Hard Rock Cafe akan menyelenggarakan acara musik //I Like Nature: Music for Conservation// pada 28 Oktober 2019.
Foto: Umi Nur Fadhilah/Republika
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Tony Welas, band WOLFTANK, dan Hard Rock Cafe akan menyelenggarakan acara musik //I Like Nature: Music for Conservation// pada 28 Oktober 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Tony Welas, band Wolftank, dan Hard Rock Cafe dalam acara musik I Like Nature: Music for Conservation. Acara musik yang ditujukan untuk menyadarkan tentang masalah polusi udara Jakarta dengan perlindungan dan restorasi ekosistem mangrove itu diselenggarakan pada 28 Oktober 2019.

"Kolaborasi ini terjalin sebagai respon terhadap buruknya kualitas udara Jakarta, yang diinisiasi oleh YKAN," kata Kepala Nature and People Partnership YKAN Sally Kailola dalam meet and greet dengan Wolftank di Fountain Atrium, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca Juga

Sally memaparkan tangkapan data Airvisual.com pada Senin (7/10), Jakarta kembali bertengger di peringkat keempat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan riset The Nature Conservancy, salah satu solusi untuk menciptakan kota yang sehat dengan memanfaatkan infrastruktur alami. Dalam hal ini, hutan mangrove menjadi salah satu infrastruktur alami dengan kemampuan menyerap karbon hingga 1.000 ton per hektar (ha).

Ajang I Like Nature: Music for Conservation diharapkan menjadi ajang menyadarkan masyarakat luas akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kawasan pesisir maupun perkotaan. Sebab, setiap individi bisa melakukan perubahan melalui berbagai hal. Vokalis Wolftank Aryo Wahab mengatakan alam biasanya menjadi inspirasi dalam berkarya. Karena itu, dia percaya musik dan kegiatan konservasi dapat berkolaborasi menginspirasi dan mengajak semakin banyak orang terlibat, serta berkontribusi langsung melestarikan bumi.

"Semua punya power. Jangan lupa kita punya anak cucu, tapi alam juga punya power, cepat atau lambat semua akan berubah," ujar Aryo.

Menurut Aryo, saat ini kehidupan yang kita jalani palsu. Artinya, sekarang, orang-orang sudah tak bisa melihat banyak burung atau menghirup udara segar lagi.

"Pengen kembali ke kehidupan seperti itu, disebarkan ke mana-mana. Dulu, info soal belum massif soal manfaat mangrove. Kita sekarang baru tahu," kata Aryo.

Wolftank merupakan sebuah band beraliran pop rock beranggotakan para musisi senior Indonesia yang kiprahnya lebih dulu dikenal lewat kelompok band legandaris, Tyo Nugros dari Dewa, Aryo Wahab dari The Dance Company, Kin Aulia dari The Fly, dan Noey dari Java Jive.

Anggota band The Fly, Kin Aulia mengaku cukup bersyukur pernah melihat langit biru pada kisaran 1980an di Jakarta. Bahkan, saat itu, air laut Ancol juga masih berwarna biru. Dahulu, setiap menengok ke langit malam, orang selalu bisa melihat bintang. Sementata saat ini yang keliatan hanya planet karena paling terang.

"Kita punya masing-masing cerita pas kecil," ujar Kin.

Seluruh hasil pengumpulan dana dari kegiatan itu akan diperuntukkan bagi konservasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta. Setiap pembelian satu tiket I Like Monday, I Like Nature: Music for Conservation menandai datu buah bibit mangrove yang akan ditanam bersama-sama oleh YKAN, Tony Wenas, Wolftank, Hard Rock Cafe Jakarta, dan media yang akan diselenggarakan November 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement