Senin 14 Oct 2019 00:37 WIB

Korban Meninggal Akibat Topan Hagibis Tercatat 35 Orang

Topan Hagibis melanda Jepang pada Sabtu (12/10) dan Ahad (13/10) pagi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andri Saubani
Kendaraan terendam banjir akibat Topan Hagibis di sebuah perumahan di Ise, Jepang, Sabtu (12/10).
Foto: Kyodo News via AP
Kendaraan terendam banjir akibat Topan Hagibis di sebuah perumahan di Ise, Jepang, Sabtu (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jumlah korban tewas akibat bencana alam topan Hagibis di Jepang terus bertambah. Perhitungan terbaru menunjukkan bahwa topan terbesar yang melanda Jepang dalam puluhan tahun terakhir ini telah menelan sekitar 35 korban jiwa.

Selain korban jiwa, topan Hagibis yang meluluhlantakkan pulau Honshu ini juga menyebabkan 166 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 17 orang lainnya masih dinyatakan hilang pascatopan Hagibis.

Baca Juga

"Saya berbelasungkawa untuk semua yang kehilangan nyawanya dan menyampaikan simpati saya untuk semua yang terdampak oleh Topan (Hagibis)," ungkap Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, seperti dilansir Japan Times.

Topan Hagibis melanda Jepang pada Sabtu (12/10) dan Ahad (13/10) pagi dengan kecepatan angin mencapai 144 kilometer per jam. Selain memporak-porandakan pulau Honshu, topan Hagibis ini juga memberi dampak terhadap kota-kota di sepanjang Jepang.

Beberapa wilayah yang turut terdampak adalah prefektur Nagano, Niigita, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Kanagawa dan Saitama. Wilayah-wilayah ini tergenang banjir setelah tanggul gagal merekam curah hujan. Banyak penduduk yang terpaksa meninggalkan rumah mereka yang tergenang banjir.

Jumlah korban jiwa hingga luka-luka akibat topan Hagibis ini sebenarnya bisa lebih buruk. Akan tetapi, Pemerintah Jepang berhasil melakukan persiapan singkat untuk menanggulangi potensi bencana sebelum topan Hagibis datang. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jepang terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bencana.

Saat topan Hagibis mulai mendekat, pemerintah Jepang mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan apapun yang diperlukan demi meningkatkan kemungkinan bertahan hidup. Oleh karena itu, masyarakat Jepang menyetok air minum, makanan dan persediaan lain. Oleh karena itu, banyak rak-rak di berbagai supermarket yang akhirnya kosong karena diserbu oleh para warga.

Tak hanya itu, operator transportasi umum di Jepang juga menghentikan layanan sementara sebelum topan Hagibis datang. Penghentian layanan sementara ini telah diumumkan oleh operator transportasi umum sejak beberapa hari sebelum topan Hagibis datang.

Penghentian layanan transportasi umum sementara ini tak hanya dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya kekacauan di fasiltias-fasilitas transportasi.

Topan Hagibis mulai 'mendarat' di Shizuoka pada Sabtu, jam 19.00 waktu setempat. Topan Hagibis bahkan menyebabkan kapal kargo Panamanian di Teluk Tokyo tenggelam dan menyebabkan lima orang tewas pada Sabtu malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement