Senin 14 Oct 2019 04:39 WIB

Rusia Ambil Bagian dalam Pembicaraan Suriah-Kurdi

Pembicaraan Rusia dengan Suriah-Kurdi berlangsung di Damaskus.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andri Saubani
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan di Kremlin, Moskow, Rusia, Senin (8/4).
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan di Kremlin, Moskow, Rusia, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH UTARA -- Pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan dalam menghentikan serangan Turki. Rusia diketahui turut terlibat dalam pembicaraan antara Suriah dan SDF ini.

Sumber yang dekat dengan Pemerintah Suriah mengatakan, bahwa pertemuan ini berlangsung di ibu kota Suriah, Damaskus. Akan tetapi anggota senior Partai Progresif Demokratik Ahmed Suleiman mengatakan pertemuan ini dilakukan di pangkalan udara Hmeimim yang dioperasikan oleh Rusia di Latakia, Suriah.

Suleiman tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai keterlibatan dirinya ataupun Partai Progresif Demokratik dalam pertemuan ini. Akan tetapi, Suleiman berharap agar pertemuan ini dapat mencapai kesepakatan yang dapat menghentikan peperangan.

"Dan (menghentikan) konsekuensi berbahaya dan katastropik dari peperangan terhadap warga di timur Sungai Efrat," ujar Suleiman, seperti dilansir Reuters.

Kepala Media SDF Mustafa Bali enggan memberikan komentar terkait pernyataan Suleiman. Bali hanya mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan semua opsi untuk mencegah invasi Turki.

"Kami telah mengonfirmasi dari awal invasi Turki bahwa kami akan mempelajari semua opsi yang dapat menyelamatkan orang-orang kami dari pembersihan etnis," ungkap Bali.

Pada Rabu lalu, pasukan Turki yang didukung oleh kelompok pemberontak Suriah meluncurkan serangan di area utara Suriah. Bagian utara Suriah merupakan area yang berada di bawah kendali SDF.

Serangan Turki mulai dilakukan setelah pasukan Amerika Serikat memutuskan mundur dari perbatasan Suriah-Turki. SDF yang selama ini menjadi rekanan Amerika Serikat dalam melawan ISIS menyebut mundurnya pasukan Amerika Serikat sebagai sebuah pengkhianatan.

Menteri Pertahanan Mark T Esper mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat akan mengevakuasi sekitar 1.000 pasukan mereka dari Suriah utara. Keputusan ini diambil setelah Amerika Serikat mengetahui bahwa Turki berencana untuk melebarkan serangan mereka ke arah selatan dan barat melebihi rencana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement