Senin 14 Oct 2019 09:32 WIB

Jepang Kerahkan Militer Tangani Dampak Topan Hagibis

Listrik padam hingga hampir setengah juta jiwa warga tak bisa nikmati aliran setrum.

Red: Budi Raharjo
Kenderaan berserakan di jalanan di Kota  Sano, Prefektur Tochigi setelah  Hagibis menghantam kota tersebut , Ahad (13/10)..
Foto: Kyodo News via AP
Kenderaan berserakan di jalanan di Kota Sano, Prefektur Tochigi setelah Hagibis menghantam kota tersebut , Ahad (13/10)..

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mengerahkan sekitar 27 ribu personel militer dan petugas penyelamat, Ahad (13/10), untuk membantu warga yang terdampak topan Hagibis. Hagibis menjadi serangan topan terburuk dalam sejarah modern Jepang. Hingga berita ini ditulis, sekurangnya 23 orang tewas dan topan juga sempat membuat Tokyo lumpuh.

"Saya menyampaikan dukacita kepada semua orang yang kehilangan orang tercinta mereka dan saya juga menyatakan prihatin atas semua orang yang terdampak topan nomor 19 (Hagibis—Red)," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Baca Juga

Abe pun berjanji segera memulihkan jaringan listrik dan air yang terputus, begitu pula dengan penangguhan layanan transportasi. "Kami bertekad sekuatnya untuk segera melakukan pemulihan. Kami memohon masyarakat untuk tetap waspada akan ancaman longsor dan bahaya lainnya," kata Abe.

Abe menggelar sidang kabinet darurat. Ia juga memerintahkan menteri yang bertanggung jawab menangani manajemen bencana untuk langsung berkunjung ke lokasi bencana.

Televisi NHK melaporkan, sekurangnya 16 orang dinyatakan masih tidak diketahui nasibnya. Hagibis mengakibatkan wilayah yang dihantamnya tergenang banjir. Listrik juga dilaporkan padam sehingga hampir setengah juta jiwa warga tak dapat menikmati aliran listrik.

Bandara Narita dan Haneda sempat melarang pendaratan meski kemudian larangan itu dicabut. Namun, sebanyak 800 penerbangan dibatalkan sepanjang Ahad. Pembatalan perjalanan serupa juga sempat diberlakukan untuk kereta api cepat Shinkansen ke sejumlah wilayah bencana meski pembatalan itu kemudian dicabut.

Di Fukushima, tempat reaktor nuklir berada, perusahaan Tokyo Electric Power (Tepco) melaporkan, sensor pemantauan air laut menunjukkan gerakan tidak beraturan di tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichi. PLTN tersebut sempat rusak parah karena gempa dan tsunami pada 2011.

Menurut juru bicara Tepco Emi Iwasa, topan Hagibis telah memicu 11 tanda peringatan akan adanya ancaman kebocoran di PLTN. Delapan tanda di antaranya dinyatakan dipicu oleh air hujan dan tiga tanda lainnya masih diinvestigasi. Ia juga menyatakan, belum ada informasi dari Tepco mengenai kebocoran radioaktif ke laut.

photo
Deretan kereta api cepat Shinkansen terendam air di Kota Nagano, Japan, Setelah Hagibis menghantam kota tersebut , Ahad (13/10)..

Sementara itu, Hagibis mengakibatkan pertandingan final Piala Dunia untuk rugbi dibatalkan, Ahad. Seharusnya, pertandingan digelar antara tim Kanada dan Namibia di Kamaishi. Pembatalan ini malah mendorong tim Kanada untuk ikut membantu warga Kamaishi.

Sejumlah anggota tim tetap bertahan di Kamaishi meski sebagian anggota lain memutuskan pergi. "Empat orang dari kami tetap tinggal di sini hingga esok (hari ini—Red) untuk melakukan acara bersama warga," kata kapten tim Tyler Ardron, Ahad.

Ia menceritakan, ada sejumlah warga Kanada yang menyewa rumah di sana dan menjadikannya “rumah Kanada”. "Kami akan melakukan apa saja sebisa kami untuk membantu." n yeyen rostiyani/reuters ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement