REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Polisi Ekuador memerangi orang-orang bertopeng yang meluncurkan proyektil buatan di pusat kota Quito, Ahad (13/10). Serangan tetap terjadi karena warga menentang penerapan jam malam.
Kota berpenduduk hampir tiga juta orang itu menyerupai zona perang. Kendaraan militer lapis baja berpatroli di beberapa jalan dan suara-suara yang menyerupai ledakan dan tembakan terdengar.
Sekitar 60 jalan di kota ditutup. Hampir semua penerbangan keluar dari Quito dibatalkan pada Ahad. Bandara mengatakan, memberi makanan ringan dan minuman bagi wisatawan yang telantar karena pembatasan di daerah sekitar.
Warga Ekuador mengunggah video di media sosial tentang pembakaran blokade jalan memasuki unjuk rasa hari ke-11. Keresahan mengenai pembatalan pertemuan mengenai pemotongan subsidi bahan bakar menyeruak, padahal langkah ini bisa menjadi awal untuk kondisi yang lebih tenang.