Senin 14 Oct 2019 12:27 WIB

Kepala Polisi Filipina Mundur di Tengah Tuduhan Narkoba

Anak buah Albayalde dituduh menjual narkoba hasil sitaan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Kepala Kepolisian Nasional Filipina Direktur Jenderal Oscar Albayalde (tengah).
Foto: Philippine National Police via AP
Kepala Kepolisian Nasional Filipina Direktur Jenderal Oscar Albayalde (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kepala polisi Filipina Jenderal Oscar Albayalde mengundurkan diri setelah menghadapi tuduhan dalam sidang Senat negara. Ia dituduh melakukan intervensi saat menjabat sebagai kepala polisi provinsi pada 2013. Dia dituduh mencegah petugasnya dituntut sebab diduga menjual sejumlah besar obat-obatan terlarang yang mereka sita.

Albayalde mengundurkan diri beberapa pekan sebelum pensiun pada 8 November mendatang. Dia mengatakan, keputusan melepaskan jabatannya telah diterima oleh Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano akhir pekan lalu. Ia dengan tegas menyatakan tidak bersalah dan mengatakan tidak pernah dituntut secara kriminal atas tuduhan tersebut.

Baca Juga

 

Albayalde memimpin upacara pengibaran bendera terakhirnya dengan 190 militer di markas besar kepolisian nasional. Dalam pidatonya, ia memerintahkan para polisi terus melayani rakyat Filipina dengan baik.

"Jangan biarkan tantangan ini melemahkan semangat atau menyimpang dari jalan Anda," kata dia.

Tuduhan terhadap Albayalde merupakan kepahitan terbaru yang membayangi pasukan polisi nasional yang sebagian besar memberlakukan tindakan keras anti-narkoba oleh Presiden Rodrigo Duterte. Operasi itu menyebabkan ribuan tersangka kelas teri narkoba tewas. Hal ini memicu kekhawatiran pemerintah Barat dan kelompok hak asasi manusia yang menyebutnya pembunuhan massal di hadapan Pengadilan Kriminal International.

Albayalde memimpin gugus kepolisian di provinsi Pampanga, Manila utara ketika 13 perwiranya menyita sejumlah besar metamfetamin, stimulan terlarang dalam sebuah penggerebekan. Para petugas kemudian menghadapi tuduhan mereka menyajikan sebagian kecil dari obat-obatan yang disita dalam sebuah konferensi pers, kemudian menyembunyikan dan menjual sisanya. Kecurigaan muncul ketika mereka membeli SUV mahal tidak lama kemudian.

Orang-orang Albayalde diduga membebaskan seorang tersangka raja obat bius China dengan imbalan suap besar, kemudian menangkap orang asing lain yang mereka kemukakan sebagai pemilik obat bius yang disita. Albayalde mengatakan jaksa penuntut umum membersihkan petugas dari tuntutan pidana yang mereka hadapi karena dugaan pelanggaran.

Albayalde mengakui sebagai akibat dari insiden 2013 itu, ia ditempatkan pada 'status mengambang. Artinya, ia dipindahkan ke kepolisian regional tanpa diberi tugas atau jabatan tertentu.

Namun, beberapa bulan kemudian, ia diangkat sebagai kepala polisi Manila metropolitan dan sebagai kepala polisi nasional pada April tahun lalu. "Tidak ada protes yang dibuat atas penunjukan saya. Secara implisit, dapat diasumsikan presiden sendiri sadar akan penunjukan saya pada posisi itu," kata Albayalde.

Ditanya dalam beberapa minggu terakhir tentang kemungkinan memecat Albayalde, Duterte menjawab ia akan mengizinkan Ano membuat rekomendasi kepadanya setelah penilaian. Penantian itu kontras dengan penembakan langsung Duterte terhadap pejabat pemerintah lainnya yang dituduh melakukan korupsi dan penyimpangan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement