REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform crowdfunding milik Tani Hub, Tani Fund meneken kesepakatan dengan lembaga filantropi Dompet Dhuafa untuk pembiayaan para peternak kurban di Indonesia. Pembiayaan tersebut dilakukan melalui penjaringan dana dari para peminjam (lender) atau yang dikenal dengan konsep peer to peer lending.
Perjanjian kerja sama ditandatangani pada Senin (14/10) di Gedung CoHive 101, Jakarta. Perjanjian tersebut merupakan tindaklanjut yang dari nota kesepahaman kedua belah pihak yang diteken pada Juli lalu.
Chief Executive Office (CEO) Tani Hub Group, Ivan Arie Setiawan, mengatakan, pihaknya menargetkan total dana yang diperoleh sebanyak Rp 50 miliar hingga akhir Desember 2019. Dana tersebut akan dibagikan kepada 25 kelompok peternak binaan Dompet Dhuafa untuk keperluan hewan ternak pada Hari Raya Idul Adha tahun 2020 mendatang.
"Kita ingin mengubah partisipasi masyarakat ke arah untuk membiayai para peternak di bawah bimbingan Dompet Dhuafa. Jumlah hewan ternak ditargetkan sebanyak 50 ribu ekor untuk 2020," kata Ivan saat ditemui di Jakarta, Senin(14/10) siang.
Menurut Ivan, dengan pemanfaatan teknologi, Tani Fund bersama Dompet Dhuafa berkomitmen untuk mengembangkan kapasitas para peternak lokal di berbagai provinsi. Konsep bagi hasil bakal diterapkan sesuai aturan sehingga sama-sama menguntungkan, termasuk para peternak binaan.
Nantinya, para kelompok peternak bertugas untuk mengoptimalkan hasil produksi. Sebanyak 50 ribu ekor ternak kurban yang bakal dibiayai akan diserap oleh Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban (THK).
"Kita akan undang para lender untuk berpartisipasi di proyek budidaya hewan ternak. Nanti akan terlihat imbal hasilnya bagi para lender. Jadi selain beramal akan ada bagi hasil yang cukup menguntungkan," kata Ivan meyakinkan.
Mengenai target lender, Ivan tak bisa memastikan. Sebab, penjaringan dana dari para lender menggunakan sistem tiket dengan nilai minimal Rp 100 ribu. Ivan meyakinkan, program pendanaan ini selain untuk menggerakkan ekonomi peternak, juga pemberdayaan sosial masyarakat perdesaan.
Ia mengaku, saat ini belum banyak perusahaan teknologi finansial yang menyentuh bidang sosial. "Kerja sama ini inisiatif kami untuk memberdayakan peternak di Indonesia dan sejalan dengan salah satu pilar Tani Hub, yaitu social impact," tuturnya menambahkan.
Ia pun meyakini ke depan, Tani Fund dapat menjadi solusi bagi peternak rakyat di Indonesia yang selama ini mengalami kendala dalam pendanaan. Sebab, diakui peternak masih kesulitan untuk mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.