REPUBLIKA.CO.ID, NAGANO -- Tim penyelamat Jepang mengarungi lumpur setinggi pinggang. Mereka masih mencari orang hilang dalam badai terburuk di Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Sementara, ramalan cuaca mengatakan hujan masih akan mengguyur Negeri Sakura.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan badai telah menghancurkan wilayah yang sangat luas. Ia meminta segera ada bantuan kepada mereka yang terdampak bencana alam tersebut.
"Masih banyak warga yang belum dipertanggungjawabkan, orang-orang kami yang berseragam berkerja siang dan malam dalam operasi pencarian dan penyelamatan," kata Abe, Senin (14/10).
Setidaknya 40 orang meninggal dalam badai yang telah membuat kota-kota di timur dan tengah Jepang teredam air. Stasiun televisi NHK melaporkan ada 189 orang yang terluka dan 16 orang masih dinyatakan hilang.
"Kerusakan telah terjadi di wilayah yang sangat luas dan lebih dari 30 ribu orang terpaksa mengungsi, adalah tugas mendesak kami untuk memberikan bantuan yang cermat untuk mereka yang terdampak," kata Abe.
Badai Hagibis yang artinya 'cepat' dalam bahasa Tagalog Filipina menerpa pulau utama Jepang, Honshu pada hari Sabtu (12/10) lalu. Badai itu sudah kembali ke laut pada Ahad (13/10) pagi. Tim penyelamat mengenakan kacamata renang dan alat bantu pernapasan bawah air untuk mencari para penyintas sambil berjalan di air setinggi pinggang di Nagano, Jepang tengah, tempat di mana sungai Chikuma menggenangi daratan.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan lebih dari 110 ribu polisi, pemadam kebakaran, tentara dan personil penjaga pantai dimobilisasi dalam operasi penyelamatan. Sekitar 100 helikopter juga dikerahkan dalam operasi penyelamatan ini.
Ramalan cuaca mengatakan timur dan tengah Jepang akan diguyur hujan lebat. Di wilayah itu, tanah sudah semakin gembur karena hujan deras yang diakibatkan badai Hagibis. Suga pun meminta warga untuk tetap mewaspadai kemungkinan longsor.
"Hari ini diperkirakan hujan mengguyur daerah yang terdampak, karena hujan yang telah kami lihat sejauh ini, permukaan air di beberapa sungai tinggi dan tanah di beberapa wilayah melunak, mohon tetap waspada terhadap longsor dan banjir bandang," katanya.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengatakan listrik di lebih dari 92 ribu rumah masih dipadamkan. Saat badai terjadi, ada 262 ribu rumah yang listriknya dimatikan.