Senin 14 Oct 2019 15:15 WIB

Misteri Benteng Al-Ukhaidir

Ada indikasi yang menunjukkan, istana dibangun pada masa Dinasti Umayyah.

Benteng al-ukhaidir.
Foto: Wikipedia
Benteng al-ukhaidir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 100 mil barat daya Baghdad berdirilah Benteng Ukhaidir yang merupakan peninggalan Islam paling terpelihara hingga kini. Konstruksi ini memiliki keunikan dalam kekayaan arsitekturnya karena menggabungkan beberapa inovasi yang sangat berdampak pada perkembangan arsitektur Muslim maupun non-Muslim.

Bangunan ini telah menarik banyak minat akademis, terutama arkeolog dan arsitek Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun, berbagai penelitian ini gagal memberikan penjelasan yang tepat terkait keadaan di sekitar fondasi karena tidak adanya teks atau prasasti untuk membantu menetapkan tanggal pembangunannya.

Berdasarkan bukti arsitektur, peneliti menempatkan tanggal pembangunan istana di antara 720 dan 800 M. Periode 80 tahun ini menimbulkan masalah sejarah yang serius karena dalam periode ini dinasti Umayyah sedang berakhir. Kemudian, Abbasiyah mulai berkuasa pada 750 M. Peristiwa-peristiwa ini menimbulkan pertanyaan apakah Istana itu dibangun di masa Umayyah atau Abbasiyah.

Pertama, ada indikasi yang menunjukkan, istana dibangun pada masa Dinasti Umayyah. Alasannya dibangun sebelum 750 M. Ciri-ciri bangunan masa dinasti ini seperti keberadaan beberapa lengkungan setengah lingkaran dan konstruksi setengah-kubah, yang menunjukkan ciri khas Umayyah. Arsitektur Abbasiyah mem perkenalkan lengkungan runcing, dan perluasan penggunaan kubah.

Bani Umayyah juga memiliki kebiasaan hidup di area gurun pasir. Namun, sia pa yang bisa membangun Ukhaidir selama masa-masa sulit ini ketika Umayyah berperang melawan khawarij dan Abbasiyah.

Banteng terdiri atas dua bangunan.

Pada bagian luar ada bangunan setinggi 17 meter yang terbuat dari lempengan batu kapur dan mortar. Kemudian, dipertebal oleh sudut dan menara perantara bergantian dengan pasangan lengkungan.

Skema pertahanan lain yang digunakan di Ukhaidir adalah penggunaan celah panah. Dari celah ini para penjaga istana menembakkan panah dengan pandangan terbatas. Celah kecil itu memudahkan para penjaga untuk melindungi diri dari serangan musuh.

Gerbang-gerbang juga dilengkapi dengan celah untuk menjatuhkan bom dan bebatuan. Hal ini dilakukan ketika musuh berupaya untuk menaiki tembok atau menghancurkan bagian luar banteng dengan pendobrak.

Pada gerbang utama, di sisi utara dinding ditemukan tampilan paling awal dari portal melengkung, diatur dalam bingkai persegi panjang yang naik di atas dinding. Gerbang ini mengarah ke aula berkubah runcing yang terbuat dari tujuh lengkungan melintang.

Kompleks banteng terdiri atas beberapa tempat, seperti aula, masjid, pengadilan, ruang audiensi dan empat kompleks rumah. Di sebelah barat aula besar dan di sebelah kanan pintu masuk utama ada masjid istana, aula yang terdiri atas lorong tunggal lima lengkungan.

Masyarakat biasa beraktivitas di sana.

Benteng tersebut diperkirakan dapat menampung ribuan orang. Diperkirakan mereka adalah para pasukan dan warga sipil. Bangunan ini diperkirakan menjadi pos penjagaan sebelum memasuki Kota Baghdad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement