Senin 14 Oct 2019 14:51 WIB

Sungai Batanghari Terus Alami Pendangkalan

Pendangkalan Sungai Batanghari

Red: Nur Aini
Kapal Tongkang melintasi aliran Sungai Batanghari, Sabak Timur, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu (7/8/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Kapal Tongkang melintasi aliran Sungai Batanghari, Sabak Timur, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu (7/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batanghari sejak sepuluh tahun terakhir terus mengalami pendangkalan dengan volume lumpur yang menyebar di dasar sungai mencapai 20 juta meter kubik.

"Sejak sepuluh hingga dua puluh tahun terakhir pendangkalan di sungai Batanghari semakin pesat," kata Kepala Seksi Evaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari KLHK Jambi Yitno Yuwono di Jambi, Senin (14/10).

Baca Juga

Menurut Yitno, pendangkalan mencapai 20 juta meter kubik tersebut terjadi jika erosi yang terjadi di DAS tersebut per hektarnya mencapai 40 ton. Jika lebih dari 40 ton maka pendangkalan yang terjadi semakin besar.

Dia mengatakan banyak hal yang menyebabkan pendangkalan di sungai itu. Salah satu yang sangat mempengaruhi yakni perubahan kontur alam dimana banyak hutan-hutan di daerah itu yang telah beralih fungsi menjadi pemukiman warga dan beralih menjadi perkebunan masyarakat. Hal tersebut memicu terjadinya erosi dan menyebabkan pendangkalan sungai yang panjangnya sekitar 800 km itu.

Selain itu, kemarau yang berkepanjangan turut mempengaruhi sungai itu dengan menyebabkan air Sungai Batanghari defisit.

"Musim kemarau ini berpengaruh terhadap debit air, karena daerah resapan air kurang menyebabkan mata air banyak yang mati, dan cadangan air tanah juga berkurang," kata Yitno Yuwono.

Tidak heran jika memasuki musim kemarau terdapat pasir-pasir membentuk pulau di Sungai Batanghari. Itu merupakan hasil pengendapan erosi dari hulu hingga hilir sungai.

Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari KLHK Jambi mengimbau masyarakat untuk menjaga hutan dan lingkungan. Dalam pemanfaatan lahan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaiannya lingkungan.

Jika pendangkalan terus terjadi dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap lingkungan, tidak hanya bagi manusia, namun bagi ekosistem yang hidup di sungai akan turut terancam. Selain itu, jika memasuki musim penghujan banjir akan mudah terjadi karena sungai tak mampu menampung debit air yang cukup besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement