Senin 14 Oct 2019 16:00 WIB

Analis: Sulit Bagi Prabowo Jadi Oposisi Selama 10 Tahun

Pangi menilai manuver yang dilakukan Prabowo belakangan ini cukup agresif.

Rep: Febrianto Adi Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Ahad (13/10/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Ahad (13/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago memahami bahwa manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah untuk pilpres 2024. Pasalnya, sulit bagi Prabowo menjadi oposisi selama 10 tahun.

"Berat bagi Prabowo puasa, apalagi pertarungan pilpres 2024 butuh logistik, tanpa cantolan yang kuat, sangat berat Gerindra bisa bertarung pada pilpres 2024," kata Pangi kepada Republika.co.id, Senin (14/10).

Baca Juga

Ia menganggap manuver politik yang belakangan dilakukan Prabowo sangat agresif. Menurutnya hal ini adalah upaya Prabowo dalam membangun silaturahim politik, agar partai koalisi pengusung tidak meradang.

Kendati demikian, tak dipungkiri ada risiko yang dipertaruhkan oleh Gerindra dan Prabowo. Salah satunya adalah kemungkinan kehilangan basis dukungan akar rumput.

"Karena basis dukungan Prabowo selama ini kan basis akar rumput antitesis dari Jokowi," ujarnya.

photo
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Selain itu, ia menilai resistensi terhadap Gerindra jika bergabung ke koalisi pemerintah cukup kuat. Pasalnya hal itu juga mempengaruhi citra Gerindra pada pemilu 2024.

"Kalau nanti citra pemerintah redup, kalau pemerintah citranya negatif, maka bisa mempengaruhi insentif elektoral gerindra," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement