REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago memahami bahwa manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah untuk pilpres 2024. Pasalnya, sulit bagi Prabowo menjadi oposisi selama 10 tahun.
"Berat bagi Prabowo puasa, apalagi pertarungan pilpres 2024 butuh logistik, tanpa cantolan yang kuat, sangat berat Gerindra bisa bertarung pada pilpres 2024," kata Pangi kepada Republika.co.id, Senin (14/10).
Ia menganggap manuver politik yang belakangan dilakukan Prabowo sangat agresif. Menurutnya hal ini adalah upaya Prabowo dalam membangun silaturahim politik, agar partai koalisi pengusung tidak meradang.
Kendati demikian, tak dipungkiri ada risiko yang dipertaruhkan oleh Gerindra dan Prabowo. Salah satunya adalah kemungkinan kehilangan basis dukungan akar rumput.
"Karena basis dukungan Prabowo selama ini kan basis akar rumput antitesis dari Jokowi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Selain itu, ia menilai resistensi terhadap Gerindra jika bergabung ke koalisi pemerintah cukup kuat. Pasalnya hal itu juga mempengaruhi citra Gerindra pada pemilu 2024.
"Kalau nanti citra pemerintah redup, kalau pemerintah citranya negatif, maka bisa mempengaruhi insentif elektoral gerindra," jelasnya.