Senin 14 Oct 2019 16:49 WIB

Terjemah Alquran Versi Kemenag Resmi Diluncurkan Hari ini

Terjemah Alquran versi Kemenag direvisi kurang lebih 3 kali.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, secara resmi meluncurkan terjemahan Alquran edisi penyempurnaan di Aula Bayt Al-Qur'an dan Museum Masjid Istiqlal, TMII, Senin (14/10). Terjemahan Alquran tersebut diserahkan secara simbolis kepada umat Islam yang diwakili Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas. 

Dalam sambutannya, Lukman meyampaikan terimakasih kepada tim revisi penerjemah Alquran yang telah bekerja keras selama lebih dari tiga setengah tahun, sehingga bisa menghadirkan terjemahan Alquran yang sesuai degan konteks saat ini. 

Baca Juga

“Alhamdulillah pekerjaan itu hari ini sudah bisa dituntaskan. Ini bagian kinerja Kementerian Agama agar terjemah mengikuti konteks zamannya," ujar Lukman dalam acara peluncuran terjemahan Alquran edisi penyempurnaan di Gedung Bayt Al-Qur’an, TMII, Jakarta Timur, Senin (14/10).

Edisi penyempurnaan terjemah Alquran terbitan Kementerian Agama ini diinisiasi  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Balitbang-Diklat Kemenag. Proses ini merupakan kali ketiganya. Penerjemahan Alquran pertama kali dilakukan Kementerian Agama sejak 1945. 

Tim Pengkajian dan penyempurnaan terjemahan Alquran terseubut diketuai oleh Kepala LPMQ, Muchlis  Hanafi. Tim khusus ini beranggotakan 14 orang pakar dalam bidang ilmu Alquran, tafsir, bahasa Arab, peneliti terjemahan Alquran dalam berbagai bahasa dan pakar Bahasa Indonesia. 

Muchlis mengatakan, tim revisi tersebut telah bertugas selama 3,5 tahun sejak 2016 hingga pertengahan 2019. Setiap bulan, mereka melakukan sidang untuk mengkaji, menelaah ulang, mendiskusikan, dan merumuskan setiap makna kata dari Alquran sehingga bisa menghasilkan terjemahan edisi penyempurnaan 2019.

“Setelah dibahas tim, masuk sekretariat untuk diperbaiki lahi. Bahkan, ketika ada yang perlu dikonfirmasi kita masih dikusi lewat grup WA. Itu sebagai bentuk kehati-hatian kita, sehingga terjemahan ini bisa tampil lebih baik dari sebelumnya,” ujar Muchlis saat berbincang dengan //Republika.co.id// usai peluncuran.

Sebagai yang disampaikan Menteri Agama, Mukhlis pun menekankan bahwa terjemahan Alquran itu bukanlah Alquran, sehingga sesempurna apapun terjemahan itu pasti tidak akan mampu menerjemahkan maksud sesungguhnya dari firman Allah. 

“Penyempurnaan ini juga tidak berarti yang lalu itu salah, tapi penyempuraan ini dalam rangka menyesuaikan kembali terjemahan itu agar lebih sesuai dengan konteksnya,” kata lulusan al-Azhar Mesir ini. 

Di tempat yang sama, prof Alquran sekaligus mantan Menteri Agama, Prof KH Said Aqil Munawar bersyukur diluncurkannya terjemahan Alquran edisi penyempuraan tersebut. Walaupun, menurut dia, manusia tidak akan pernah dapat menerjemahkan bahasa Allah secara sempurna.

“Alhamdulillah kita mengikuti perkembangan, ilmu pengetahuan, bahasa yang senantiasa berkembang. Jadi sekarang ini Alhamdulilah kita sudah dapat menyempurnakan dari terjemah-terjemah masa lalu,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu tim substansi terjemahan Alquran edisi penyempurnaan, KH Malik Madani berharap dengan adanya terjemah Alquran edisi penyempurnaan tersebut kecintaan umat Islam terhadap kitab suci Alquran semakin meningkat. Karena, menurut dia, terjemahan Alquran ini hadir sesuai dengan konteks zaman saat ini dan akan terus berkembang di masa depan.

“Kita berharap dengan Alquran yang ditejermahkan secara lebih sempurna membuat masyarakat lebih mudah dalam mengamalkan isi Alquran itu. Dimulai dari pemahaman yang semakin mudah lalu diikuti dengan kemudahan daam mengamalkannya dalam kehidupan,” ucapnya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement