REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktivis perubahan iklim mengincar pusat keuangan London dengan memblokir persimpangan jalan menuju perbankan. Para aktivis bersumpah akan menganggu institusi keuangan besar yang menurut mereka telah mendanai bencana lingkungan.
Aktivis lingkungan menamai diri mereka Extinction Rebellion. Mereka berunjuk rasa di bank-bank yang terletak di jantung kota London.
"Kota London adalah neksus terbaik sistem kekuatan global yang membunuh dunia kami," kata juru bicara Extinction Rebellion Carolina Rosa, Senin (14/10).
Para aktivis tersebut mengincar institusi keuangan besar yang menurut mereka mendanai infrastruktur dan eksplorasi bahan bakar fosil. Mereka juga akan menggelar pengadilan tiruan yang mengejek sektor keuangan global.
Kelompok tersebut mempromosikan pemberontakan terhadap struktur politik, ekonomi, dan sosial modern dunia untuk mencegah kehancuran iklim. Polisi mengatakan sejak unjuk rasa dimulai sudah ada 1.300 orang ditangkap.
"Saat ini ada pengunjuk rasa yang memblokir jalan di sekitar Bank Junction," kata kepolisian Kota London di Twitter.
Sebelumnya, mereka sudah memperingatkan akan ada gangguan lalu lintas pada hari Senin ini. Extinction Rebellion ingin menggelar unjuk rasa tanpa-kekerasan untuk memaksa pemerintah memotong emisi karbon dan mencegah krisis iklim yang menurut mereka akan menciptakan kelaparan dan ambruknya tatanan sosial.
Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan sektor keuangan harus mengubah managemen risiko perubahan iklim. Ia memperingatkan pemanasan global dapat mengubah asesmen setiap nilai aset keuangan.
Carney menjadi salah satu pejabat tinggi yang vokal menyuarakan bahaya perubahan iklim dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan global. Ia telah menjadi pelopor di berbagai inisiatif internasional yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan.
"Perubahan iklim harus diungkapkan secara komprehensif, manajemen perubahan iklim harus bertransformasi, dan investasi berkelanjutan harus menjadi arus utama," katanya di PBB bulan lalu.