Selasa 15 Oct 2019 00:00 WIB

Jepang akan Bentuk Tim Khusus Bencana

Tim itu akan membantu masyarakat di pusat evakuasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Petugas pemadam kebakaran memeriksa kawasan yang dilanda banjir akibat Topan Hagibis di Kawasaki, dekat Tokyo, Jepang, Ahad (13/10).
Foto: Ren Onuma/Kyodo News via AP
Petugas pemadam kebakaran memeriksa kawasan yang dilanda banjir akibat Topan Hagibis di Kawasaki, dekat Tokyo, Jepang, Ahad (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGANO -- Tim penyelamat menggali tanah longsor dekat sungai yang menguap. Mencari orang hilang akibat badai Hagibis yang menewaskan puluhan orang dan menghancurkan timur dan tengah Jepang. Kantor berita Jepang Kyodo melaporkan 48 orang tewas, 17 hilang dan melukai ratusan orang yang berhasil selamat.

Badan penanggulangan bencana dan kebakaran Jepang mengatakan ada 24 orang meninggal dunia dan sembilan orang menghilang. Pakar mengatakan butuh waktu lama untuk menentukan berapa pastinya korban jiwa atas bencana alam ini.

Baca Juga

Di beberapa wilayah air lumpur yang sempat menggenangi jalanan, lapangan dan pemukiman warga sudah surut. Tapi masih banyak rumah yang teredam banjir dan sebagai jalanan tertutup lumpur. Beberapa tempat yang harusnya kering masih terlihat seperti sungai raksasa.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan untuk mengatasi dampak dari badai Hagibis ini pemerintah Jepang akan membentuk tim khusus bencana. Mereka adalah petugas yang berasal dari berbagai kementerian. Tim itu akan membantu masyarakat di pusat evakuasi dan mempercepat upaya mengembalikan aliran listrik dan air ke rumah-rumah.

"Respons kami harus cepat dan tepat," kata Abe, Senin (14/9).

Ia menekankan banyak orang masih menghilang. Pada Senin pagi tim penyelamat Jepang masih mengarungi lumpur setinggi pinggang. Mereka masih mencari orang hilang dalam badai terburuk di Jepang dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu ramalan cuaca mengatakan hujan masih akan mengguyur Negeri Sakura. Abe mengatakan badai Hagibis telah menghancurkan wilayah yang sangat luas. Ia meminta segera ada bantuan kepada mereka yang terdampak bencana alam ini.

"Masih banyak warga yang belum dipertanggungjawabkan, orang-orang kami yang berseragam berkerja siang dan malam dalam operasi pencarian dan penyelamatan," kata Abe.

Badai Hagibis yang artinya 'cepat' dalam bahasa Tagalog Filipina menerpa pulau utama Jepang, Honshu pada hari Sabtu (12/10) lalu. Badai itu sudah kembali ke laut pada Ahad (13/10) pagi.

"Kerusakan telah terjadi di wilayah yang sangat luas dan lebih dari 30 ribu orang terpaksa mengungsi, adalah tugas mendesak kami memberikan bantuan yang cermat untuk mereka yang terdampak," tambah Abe.

Tim penyelamat mengenakan kacamata renang dan alat bantu pernapasan bawah air. Mereka mencari para penyintas sambil berjalan di air setinggi pinggang di Nagano, Jepang tengah di mana sungai Chikuma menggenangi daratan.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan lebih dari 110 ribu polisi, pemadam kebakaran, tentara dan personil penjaga pantai dimobilisasi dalam operasi penyelamatan. Sekitar 100 helikopter juga dikerahkan dalam operasi penyelamatan ini.

Ramalan cuaca mengatakan timur dan tengah Jepang akan diguyur hujan lebat. Di wilayah itu tanah sudah semakin gembur karena hujan deras yang diakibatkan badai Hagibis. Suga pun meminta warga tetap mewaspadai kemungkinan longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement