REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin, mulai bermunculan nama-nama yang digadang-gadang akan menempati posisi menteri dalam kabinet jilid II Jokowi. Salah satu yang kerap disebut ialah Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani.
Hal ini pun tak lepas dari sorotan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat peluncuran bukunya yang berjudul 'Merajut Asa: Membangun Industri Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkelanjutan' di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (14/10).
Saat pidato tentang pemaparan bukunya, Airlangga sempat memggoda Rosan yang juga hadir dalam acara tersebut. "Pak Rosan ini seminggu lagi kita nantikan posisinya," ujar Airlangga.
Airlangga kemudian menyampaikan soal rencana penghapusan dan penyederhanaan regulasi Kementerian Perindustian. Kemenperin akan menghapus 18 regulasi dan menyederhanakan 6 regulasi. Kali ini, Airlangga juga kembali menggoda Rosan.
"Revisi akan diselesaikan minggu ini. Mudah-mudahan bisa selesai selesai Jumat ini. Ke depan, Pak Rosan harus ingat perindustrian terus," kata Airlangga.
Melalui buku yang ditulisnya, Airlangga ingin menyumbangkan saran dan pemikiran terhadap langkah-langkah strategis yang harus dilakukan Indonesia dalam rangka mendorong terwujudnya Indonesia yang sejahtera dan berkelanjutan. Buku setebal 220 halaman itu memuat beberapa peluang dan kemudahan untuk merajut asa pembangunan industri di Indonesia.
"Sebagai sebuah refleksi kebijakan, saya mencoba memaparkan best practice kebijakan industri di beberapa negara dalam buku ini. Industrialisasi membutuhkan sebuah ikhtiar untuk cita-cita kesejahteraan tanah air," ucap Airlangga.
Airlangga mengatakan, buku tersebut juga menceritakan mengenai perjalanan dirinya di bangku legislatif (DPR) sebagai Ketua Pansus untuk menyusun UU Minerba, UU Perdagangan, dan revisi UU Perindustrian.
"Mengapa buku ini penting, karena mencatat hal-hal yang tidak tertulis di dalam UU itu sendiri. Jadi, banyak hal yang dibahas secara berbeda dan kita dapat mengetahui mengapa hilirisasi itu penting, serta apa bedanya pemurnian dan pengolahan," lanjut Airlangga.