REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelantikan presdien dan wakil presiden terpilih pemilihan presiden 2019, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin, saling kunjung antarpimpinan parpol kian gencar. Pembicaraan soal isi kabinet yang bakal diumumkan Jokowi tak lama selepas pelantikan juga kian dinamis.
Sejak Jokowi menemui Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (10/10) dan kemudian Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (11/10), sejumlah pertemuan petinggi parpol terus digelar. Pada malam hari pertemuan antara Jokowi-SBY, misalnya, para pimpinan MPR menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Keesokan harinya, giliran para pimpinan MPR itu menemui Prabowo.
Sementara, pada Ahad (13/10), Prabowo menyambangi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan menyepakati tiga hal. Di antaranya sepakat memperbaiki citra parpol, sepakat memerangi radikalisme dan ideologi lainnya yang merongrong kebangsaan, serta menyepakati perlunya amendemen UUD 1945 secara menyeluruh.
Pada Senin (14/10), pimpinan MPR menemui Sandiaga Uno, pasangan Prabowo pada pilpres 2019 lalu. Selepas pertemuan itu, Sandiaga menekankan, ia lebih senang memberikan saran bagi pemerintahan mendatang sebagai pihak luar. "Kalau sudah di dalam pemerintahan, itu semuanya 'asal bapak senang' jadi itu yang harus kita sampaikan dalam kebersamaan ini, masukan-masukan itu harus disampaikan," kata Sandiaga Uno di kediamannya.
Meski demikian, Sandiaga juga menyatakan tak bakal menolak jika ditawari kursi menteri oleh Presiden. "Belum ada pembicaraan itu, jadi kita terlalu jauh berbicara mengenai posisi dan sebagainya. Kita bicara bangsa dulu," kata Sandiaga saat dikonfirmasi lebih lanjut.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, pada pertemuan tertutup di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo menerima Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Istana Merdeka pada Senin. Dengan pertemuan itu, hanya PKS parpol pesaing pada pilpres 2019 lalu yang belum menemui Presiden Jokowi secara resmi.
Selepas pertemuan itu, Jokowi menekankan, koalisi pemerintahan yang akan mengisi kabinet nanti belum final. Hal itu mengindikasikan, komposisi menteri yang kabarnya telah dikantongi Jokowi masih berpotensi dirombak lagi. "Ya, ada (pembahasan tentang koalisi), tapi belum sampai final, belum rampung," ujar Jokowi setelah menerima Zulkifli Hasan.
Jokowi juga menegaskan, pertemuan dirinya dengan sejumlah ketua partai belum secara terperinci menentukan posisi menteri-menteri yang akan membantunya dalam kabinet selanjutnya. Saat bertemu dengan Zulkifli, misalnya, Jokowi mengaku lebih kepada membahas persoalan dan tantangan yang sedang dihadapi Indonesia, baik dari internal atau eksternal.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani kemarin juga membocorkan bahwa Partai Gerindra menawarkan sejumlah konsep kepada Presiden Jokowi sebagai syarat bergabung dalam koalisi. "Itu terus yang jadi titik tekan, bahwa kalau konsep ini diterima dan kami yang disuruh melaksanakan, kami juga siap. Itu aja," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, kemarin.
Namun, Arsul menegaskan, setelah tiga kali pertemuannya dengan partai pimpinan Prabowo itu, Gerindra tak pernah membahas kursi di kabinet. "Kami sampaikan terus juga pada Pak Jokowi bahwa ini pemikiran Pak Prabowo, ‘Monggo Bapak nilai dan kalau Bapak cocok tentu terakomodasi," ujar Arsul.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) sebelum pertemuan di DPP PKB, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Pada Senin malam, Prabowo kembali menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat. Pertemuan itu disebut atas permintaan Prabowo. Prabowo juga dijadwalkan menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Selasa (15/10).
Selepas pertemuan, Muhaimin mengungkapkan, Prabowo menekankan kesediaannya mendukung pemerintah. “Beliau siap menopang, mendukung, menyukseskan pemerintahan, baik di dalam kabinet maupun di luar kabinet,” kata Muhaimin.
Selain itu, mereka juga menyepakati kerja sama di parlemen serta dalam bidang percepatan pembangunan nasional. Muhaimin juga mengaku tak keberatan jika Gerindra masuk ke kabinet dengan syarat tertentu.
“Ya, tidak masalah. Ya istilah shalat itu ada imam ada makmum. Nah, makmum yang datangnya di belakang kan namanya makmum masbuk,” kata Muhaimin bertamsil. n sapto andika candra/rizkian adiyudha/nawir arsyad akbar/febrianto adi saputro ed: fitriyan zamzami