REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sepanjang Senin, pencarian dan penyelamatan menyusul Topan Hagibis terus dilakukan. Korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor bahkan tergelincir dari penyelamatan dengan Helikopter, meningkat tajam menjadi 56 orang.
Topan Hagibis yang memicu angin kencang, hujan lebat, banjir hingga tanah longsor membuat Jepang tengah dan timur dilanda kerusakan. Kyodo News Agency mencatat korban meninggal sebanyak 55 orang, 16 orang masih dinyatakan hilang, serta setidaknya 100 orang terluka. Japan Times mencatat 56 orang meninggal dunia.
Menurut Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Jepang, sekitar 38 ribu orang di total 17 prefektur telah dievakuasi dari rumah mereka pada Senin. Pihaknya mencatat, sebanyak sekitar 3.700 rumah terendam banjir di seluruh Jepang.
Perdana Menteri Shinzo Abe menginstruksikan kabinet untuk memastikan infrastruktur seperti listrik, dan pasokan air dengan cepat dipulihkan. Sebab di beberapa daerah mengalami pemadaman listirk. Abe juga menyerukan jajarannya, untuk memasok makanan, air, dan bahan lainnya tanpa menungga permintaa dari otoritas lokal.
"Kami akan merespon sebaik mungkin selagi kami memikirkan warga yang terdampak Topan," ujar Abe dilansir Kyodo News, Selasa.
Dalam pertemuan terpisah, Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono memastikan pasukan militernya melakukan upaya terbaik dalam menanggapi bencana alam.
Topan ke-19 musim ini mencatat rekor curah hujan tertinggi yang menyebabkan sungai meluap sehingga perumahan banjir dan memicu tanah longsor di 11 prefektur. Pengungsi tidak dapat kembali ke rumah mereka dan terus berlindung di lokasi evakuasi warga. Kementerian Pertahanan, Infrastuktur, Transportasi, dan Pariwisata mengatakan, 37 sungai di Nagano, Fukushima, Ibaraki, dan tiga prefektur lainnya meluap.