Selasa 15 Oct 2019 11:38 WIB

Safari Prabowo, Manuver Jokowi, dan Koalisi yang Belum Pasti

Koalisi di Jokowi-Maruf Amin belum final.

Suasana pertemuan Jokowi dan Prabowo pascapilpres di stasiun MRT, Jakarta
Foto: BPMI
Suasana pertemuan Jokowi dan Prabowo pascapilpres di stasiun MRT, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nawir Arsyad Akbar, Febrianto Adi Saputro, M Nursyamsi, Sapto Andika Candra, Rizkyan Adiyuda

JAKARTA -- Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pemilihan presiden 2019, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, saling kunjung antarpimpinan parpol kian gencar. Pembicaraan soal isi kabinet yang bakal diumumkan Jokowi tak lama selepas pelantikan juga kian dinamis.

Sejak Jokowi menemui Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (10/10) dan kemudian Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (11/10), sejumlah pertemuan petinggi parpol terus digelar. Pada malam hari pertemuan antara Jokowi-SBY, misalnya, para pimpinan MPR menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Keesokan harinya, giliran para pimpinan MPR itu menemui Prabowo.

photo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta.
Sementara, pada Ahad (13/10), Prabowo menyambangi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan menyepakati tiga hal, yaitu sepakat memperbaiki citra parpol, sepakat memerangi radikalisme dan ideologi lainnya yang merongrong kebangsaan, serta menyepakati perlunya amendemen UUD 1945 secara menyeluruh.

Pada Senin (14/10), pimpinan MPR menemui Sandiaga Uno, pasangan Prabowo pada pilpres 2019 lalu. Selepas pertemuan itu, Sandiaga menekankan, ia lebih senang memberikan saran bagi pemerintahan mendatang sebagai pihak luar.

"Kalau sudah di dalam pemerintahan, itu semuanya 'asal bapak senang'. Jadi, itu yang harus kita sampaikan dalam kebersamaan ini, masukan-masukan itu harus disampaikan," kata Sandiaga Uno di kediamannya.

photo
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Meski demikian, Sandiaga juga menyatakan tak bakal menolak jika ditawari kursi menteri oleh Presiden. "Belum ada pembicaraan itu, jadi kita terlalu jauh berbicara mengenai posisi dan sebagainya. Kita bicara bangsa dulu," kata Sandiaga saat dikonfirmasi lebih lanjut.

Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo menerima Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Istana Merdeka. Dengan pertemuan itu, hanya PKS parpol pesaing pada pilpres 2019 lalu yang belum menemui Presiden Jokowi secara resmi.

Selepas pertemuan itu, Jokowi menekankan, koalisi pemerintahan yang akan mengisi kabinet nanti belum final. Hal itu mengindikasikan, komposisi menteri yang kabarnya telah dikantongi Jokowi masih berpotensi dirombak lagi.

"Ya, ada (pembahasan tentang koalisi), tapi belum sampai final, belum rampung," ujar Jokowi setelah menerima Zulkifli Hasan.

Jokowi juga menegaskan, pertemuan dirinya dengan sejumlah ketua partai belum secara terperinci menentukan posisi menteri-menteri yang akan membantunya dalam kabinet selanjutnya. Saat bertemu dengan Zulkifli, misalnya, Jokowi mengaku lebih kepada membahas persoalan dan tantangan yang sedang dihadapi Indonesia, baik dari internal maupun eksternal.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani kemarin juga membocorkan Partai Gerindra menawarkan sejumlah konsep kepada Presiden Jokowi sebagai syarat bergabung dalam koalisi. "Itu terus yang jadi titik tekan, bahwa kalau konsep ini diterima dan kami yang disuruh melaksanakan, kami juga siap. Itu aja," ujar Arsul, kemarin.

Namun, Arsul menegaskan, setelah tiga kali pertemuannya dengan partai pimpinan Prabowo itu,Gerindra tak pernah membahas kursi di kabinet. "Kami sampaikan terus juga pada Pak Jokowi bahwa ini pemikiran Pak Prabowo, monggo Bapak nilai, dan kalau Bapak cocok tentu terakomo dasi," ujar Arsul.

photo
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) sebelum pertemuan di DPP PKB, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Pada Senin malam, Prabowo kembali menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat. Pertemuan itu disebut atas permintaan Prabowo.

Selepas pertemuan, Muhaimin mengungkapkan, Prabowo menekankan kesediaannya mendukung pemerintah. "Beliau siap menopang, mendukung, menyukseskan pemerintahan, baik di dalam kabinet maupun di luar kabinet," kata Muhai min.

Selain itu, mereka juga menyepakati kerja sama di parlemen serta dalam bidang percepatan pem bangun an nasional. Muhaimin juga mengaku tak keberatan jika Gerindra masuk ke kabinet dengan syarat tertentu. Ya, tidak masalah. Ya istilah shalat itu ada imam ada makmum.

"Nah, makmum yang datangnya di belakang kan namanya makmum masbuk," kata Muhaimin bertamsil.

photo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) usai melakukan pertemuan di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Ahad (13/10/2019).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, safari politik yang dilakukan Prabowo bukan upaya lobi politik untuk mendapatkan kursi di kabinet. Menurut dia, pertemuan-pertemuan itu merupakan salah satu upaya mencairkan suasana setelah pemilihan presiden 2019.

"Sama sekali tidak membicarakan tentang positioning, apakah Gerindra masuk (kabinet) atau tidak. Tentang siapa yang dimasukkan, portofolionya apa, sama sekali tidak dibicarakan," ujar Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, kemarin.

Terkait pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh, Muzani juga menegaskan, malam itu mereka tak membicarakan soal jatah kursi di kabinet. Keduanya berfokus membahas kondisi yang tengah terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini sebagai concern Pak Prabowo terhadap situasi bangsa dan negara, karena kita tahu persoalan yang mengemuka dalam tataran nasional," ujar Muzani.

Ketua Umum Partai Golkar Airlang ga Hartarto juga mengklaim akan bertemu Prabowo Subianto pada Selasa (15/10). Meski begitu, Airlangga enggan menyampaikan hal yang akan menjadi pembahasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement