Selasa 15 Oct 2019 12:36 WIB

Impor September Naik 0,63 Persen

Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan impor non migas yang mencapai 1,02 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) saat memaparkan kinerja neraca dagang di kantornya, Jakarta, Senin (16/9).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) saat memaparkan kinerja neraca dagang di kantornya, Jakarta, Senin (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai impor Indonesia pada September 2019 mencapai 14,25 miliar dolar AS. Nilai tersebut naik 0,63 persen dibandingkan Agustus 2019 (month-to-month) dari 14,16 miliar dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, kenaikan ini disebabkan pertumbuhan impor non migas yang mencapai 1,02 persen. “Karena ada kenaikan volume sembilan persen,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (15/10). 

Baca Juga

Meski impor secara keseluruhan naik, impor untuk bahan baku/ penolong mengalami kontraksi hingga 0,70 persen (mtm) atau 72,7 juta dolar AS. Nilainya pada September 2019 adalah 10,25 miliar dolar AS, sedangkan bulan sebelumnya mencapai 10,33 miliar dolar AS. 

Penurunan terbesar terjadi pada komoditas cane raw sugar. Nilainya pada September 2019 adalah 72,3 juta dolar AS yang turun 79,5 juta dolar AS. "Negara asalnya, Thailand," tutur Suhariyanto. 

Penurunan terbesar kedua dialami steel rail dengan nilai 1,1 juta dolar AS, turun 36,1 juta dolar AS. Indonesia biasa mengimpornya dari Jerman dan Cina. Komoditas refined cooper juga menghadapi kontraksi hingga 31,4 juta dolar AS menjadi 35,9 juta dolar AS pada September 2019. 

Prime steel billets juga tercatat sebagai komoditas bahan baku/ penolong yang menghadapi kontraksi 27,2 juta dolar AS menjadi 16,7 juta dolar AS. Negara asalnya adalah Oman. Terakhir, komoditas parts of aeroplanes/ helicopter yang turun 27,1 juta dolar AS menjadi 20,5 juta dolar AS.

"Negara asalnya adalah Amerika," ucap Suhariyanto. 

Kontras dengan bahan baku/ penolong, golongan barang modal justru mengalami pertumbuhan signifikan. Pada September 2019, nilai impornya mencapai 2,59 miliar dolar AS, naik 4,8 persen atau 118,9 juta dolar AS dibandingkan Agustus 2019. 

Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan adalah notebooks computer. Nilai impornya pada bulan lalu adalah 121,4 juta dolar AS atau naik 42,7 juta dolar AS dibandingkan Agustus. Indonesia biasa mengimpornya dari Cina. 

Barang modal lainnya yang mengalami kenaikan impor adalah bulk carrier vessel. Kenaikannya mencapai 39,3 juta dolar AS menjadi 46,1 juta dolar AS pada September 2019. Negara asalnya adalah Jepang. 

Golongan barang konsumsi juga mengalami pertumbuhan. Besaran impornya pada September adalah 1,4 miliar dolar AS, tumbuh 3,13 persen atau 42,7 juta dolar AS. Salah satu kenaikan terbesar terjadi pada produk amphibious pontoon dengan nilai 48,4 juta dolar As atau naik 38,9 juta dolar AS pada Agustus. 

Secara umum, BPS mencatat, neraca dagang Indonesia pada September mengalami defisit 160,5 juta dolar AS. Nilai ekspor mencapai 14,09 miliar dolar AS, sedangkan impornya 14,25 miliar dolar AS. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement