Selasa 15 Oct 2019 13:48 WIB

Warga Pendatang Minta Jokowi Jamin Keamanan Papua

Pemerintah diminta mencegah adanya kerusuhan yang kembali terulang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi menerima kunjungan siswa-siswi SD Inpres Kemiri, Sentani, Jayapura, Papua pada Jumat (11/10).
Foto: Sapto Andika Candra / Republika
Presiden Jokowi menerima kunjungan siswa-siswi SD Inpres Kemiri, Sentani, Jayapura, Papua pada Jumat (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah paguyuban warga pendatang yang berdomisili di Papua menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (15/10) siang. Mereka meminta Jokowi memberi jaminan keamanan terhadap warga pendatang yang beraktivitas di Papua, termasuk Wamena yang sempat memanas akibat kerusuhan pada 23 September 2019 lalu. 

Ketua Kerukunan Keluarga Paguyuban Sulawesi Selatan, Mansur, menyampaikan bahwa dirinya dan perwakilan paguyuban warga pendatang dari daerah lain meminta pemerintah mencegah adanya kerusuhan yang kembali terulang. Terkait eksodus warga pendatang dari Wamena, Mansur melihat hal tersebut masih dimaklumi mengingat trauma yang dialami para keluarga dan kerabat korban kerusuhan. Meski begitu, ujarnya, warga pendatang yang eksodus diyakini tetap akan kembali ke Wamena untuk melanjutkan hidup mereka.

"Insya Allah akan kembali seperti semula. Kami meminta Pak Jokowi agar tidak ada lagi kerusuhan dan tidak ada lagi korban jiwa. Kita mendukung pemerintah menuntaskan masalah pelanggaran di semua bidang dan lanjutkan pembangunan di Papua," ujar Mansur usai bertemui Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (15/10).

Presiden Jokowi, ujar Mansur, menanggapi positif masukan yang disampaikan para perwakilan warga pendatang. Jokowi mengimbau seluruh warga yang berdomisili di Wamena dan kota-kota lain di Papua untuk tetap tenang dan menjaga kedamaian. Kepada perwakilan warga pendatang, Jokowi juga berjanji untuk segera berkunjung ke Jayapura dan Wamena dalam waktu dekat.

"Berkunjung pasti agenda pemerintaha. Presiden ingin melihat rakyatnya, pasar dan ruko yang terbakar. Rumah warga beliau akan diprioritaskan pembangunannya," ujar Mansur.

Pertemuan dengan Presiden Jokowi kali ini dihadiri 14 orang perwakilan warga pendatang, termasuk Paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Paguyuban Jawa Madura, Paguyuban Kawanua, Paguyuban Sriwijaya, Paguyuban Minang Saiyo, Paguyuban Kerukunan Maluku Utara, dan juga perwakilan warga asli Papua.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement