REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah paguyuban warga pendatang yang berdomisili di Papua menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (15/10) siang. Mereka meminta Jokowi memberi jaminan keamanan terhadap warga pendatang yang beraktivitas di Papua, termasuk Wamena yang sempat memanas akibat kerusuhan pada 23 September 2019 lalu.
Ketua Kerukunan Keluarga Paguyuban Sulawesi Selatan, Mansur, menyampaikan bahwa dirinya dan perwakilan paguyuban warga pendatang dari daerah lain meminta pemerintah mencegah adanya kerusuhan yang kembali terulang. Terkait eksodus warga pendatang dari Wamena, Mansur melihat hal tersebut masih dimaklumi mengingat trauma yang dialami para keluarga dan kerabat korban kerusuhan. Meski begitu, ujarnya, warga pendatang yang eksodus diyakini tetap akan kembali ke Wamena untuk melanjutkan hidup mereka.
"Insya Allah akan kembali seperti semula. Kami meminta Pak Jokowi agar tidak ada lagi kerusuhan dan tidak ada lagi korban jiwa. Kita mendukung pemerintah menuntaskan masalah pelanggaran di semua bidang dan lanjutkan pembangunan di Papua," ujar Mansur usai bertemui Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (15/10).
Presiden Jokowi, ujar Mansur, menanggapi positif masukan yang disampaikan para perwakilan warga pendatang. Jokowi mengimbau seluruh warga yang berdomisili di Wamena dan kota-kota lain di Papua untuk tetap tenang dan menjaga kedamaian. Kepada perwakilan warga pendatang, Jokowi juga berjanji untuk segera berkunjung ke Jayapura dan Wamena dalam waktu dekat.
"Berkunjung pasti agenda pemerintaha. Presiden ingin melihat rakyatnya, pasar dan ruko yang terbakar. Rumah warga beliau akan diprioritaskan pembangunannya," ujar Mansur.
Pertemuan dengan Presiden Jokowi kali ini dihadiri 14 orang perwakilan warga pendatang, termasuk Paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Paguyuban Jawa Madura, Paguyuban Kawanua, Paguyuban Sriwijaya, Paguyuban Minang Saiyo, Paguyuban Kerukunan Maluku Utara, dan juga perwakilan warga asli Papua.