Selasa 15 Oct 2019 15:00 WIB

Lemaga dan Individeo Terima 'Alquran Award', Siapa Saja?

Lembaga dan individu ini dinilai membantu pengembangan mushaf Alquran.

Rep: Fuji Eka Permana/Adam Maulana Sarja/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kemenag menganugerahkan "Al-Quran Award" kepada tokoh dan lembaga yang dinilai berjasa dalam mengabdi dan mengembangkan Mushaf Alquran sehingga menambah nilai kebermanfaatan bagi umat Islam.

Mereka yang dipilih untuk menerima penghargaan itu,  pihak-pihak yang selama ini turut serta membantu LPMQ menjalankan tugas dan fungsinya dalam upaya menjaga, mengembangkan dan membantu masyarakat dalam pemahaman dan aktualisasi kitab suci Alqur’an.

Baca Juga

Berikut lembaga dan individu yang menerima Alquran Award:

1. Tim Pengkajian dan Penyempurnaan Terjemahan Alquran Kemenag. Tim ini terdiri dari pakar dalam bidang ulum Alquran, tafsir, bahasa Arab, peneliti terjemahan Alquran dalam berbagai bahasa dan pakar bahasa Indonesia. Mereka bertugas sejak tahun 2016 hingga 2019. Setiap bulan mereka bersidang, mengkaji, menelaah ulang, mendiskusikan dan merumuskan setiap makna kata dari Alquran. Hingga berhasil menghadirkan terjemahan Alquran edisi penyempurnaan tahun 2019.

2. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga negara ini terlibat secara aktif mendampingi tim pengkajian dan penyempurnaan terjemahan Alquran Kemenag. Mereka mengirimkan empat orang pakar bahasa Indonesia.

Tugas mereka menyelaraskan susunan kalimat dalam terjemahan Alquran yang telah dirumuskan dan disepakati oleh tim pakar kajian terjemahan Alquran. Supaya sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kontribusi mereka sangat bernilai mengingat adanya perbedaan besar dalam susunan kalimat bahasa sumber (Arab/ Alquran) dengan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).

3. Pusat Studi Alquran (PSQ). Lembaga pengkajian Alquran yang didirikan oleh Prof. Dr. Quraish Sihab, MA ini menjadi inisiator penulisan kembali master Mushaf Standar Indonesia (MSI). PSQ secara kelembagaan didukung penuh oleh LPMQ secara teknis dalam proses penulisan dan pentashihan master mushaf tersebut.

Kontribusi PSQ dinilai berharga karena setelah master mushaf Ini selesai ditulis, dihibahkan kepada negara untuk dimanfaatkan masyarakat luas. Dengan adanya master mushaf Alquran yang baru, umat Islam Indonesia memiliki tambahan alternatif pilihan master mushaf Alquran yang siap dicetak, diterbitkan dan diedarkan.

4. H. Isep Misbah adalah kaligrafer yang ditunjuk sebagai penulis tunggal master Mushaf Standar Indonesia (MSI) terbaru. Beliau menulis MSI 30 juz selama 4,5 tahun. Dimulai pada tahun 2015 dan selesai pada pertengahan tahun 2019. Hasil goresan pena Isep juga telah diformat menjadi font Arab yang dikerjakan oleh tim IT LPMQ. Font ini menjadi satu-satunya font Arab yang paling memungkinkan untuk menulis Alquran dengan penandaan khas Mushaf Standar Indonesia.

5. Mohamad Taufiq adalah pengembang aplikasi Quran In Word. Aplikasi ini banyak digunakan oleh para mahasiswa Muslim dan kalangan akademisi untuk mengutip Alquran dan terjemahannya secara mudah. Taufiq telah menghibahkan aplikasi tersebut kepada LPMQ agar masyarakat muslim Indonesia dapat mengutip ayat Alquran sesuai dengan MSI.

Hibah aplikasi ini kemudian diberi nama Quran Kemenag in Ms Word (QKIW). Teks ayat Alquran dalam QKIW berasal dari tulisan tangan H. Isep Misbah yang didigitalkan IT LPMQ dalam bentuk font. Aplikasi QKIW dapat diunduh di https://lajnah.kemenag.go.id/unduhan

6. Muhammad Zamroni Ahbab, pegawai LPMQ di bidang pentashihan sekaligus anggota tim IT telah berhasil mengembangkan font Alquran dari tulis tangan menjadi font Arab sesuai standard unicode yang dilengkapi dengan tanda baca sesuai dengan mushaf Alquran Standar Indonesia. Dia menjadikan tulisan tangan H Isep Misbah menjadi sebuah font telah banyak dinikmati masyarakat dalam berbagai aplikasi Alquran baik dalam bentuk digital, website, maupun aplikasi office.

7. Erwin Dian Rosyidi adalah seorang kolektor sekaligus pelestari manuskrip-manuskrip kuno Indonesia, khususnya manuskrip Alquran. Manuskrip adalah naskah tulisan tangan yang usianya lebih dari 50 tahun. Manuskrip juga sering disebut sebagai naskah kuno dan menjadi kajian dalam ilmu filologi. Manuskrip memiliki nilai yang tinggi karena berisi informasi dari para leluhur.

Sehingga manuskrip menjadi barang buruan para kolektor dan negara-negara tetangga dengan tawaran nilai harga yang tinggi. Saat ini manuskrip banyak tersimpan di museum-museum dan di tangan pribadi-pribadi. Erwin menghibahkan sembilan manuskrip yang telah dibelinya dari pemilik awal kepada negara untuk disimpan dan dipamerkan di Bayt Alquran dan Museum Istiqlal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement