Selasa 15 Oct 2019 15:30 WIB

Kolektor Selamatkan Alquran Kuno Tulisan Tangan

Upaya ini membuat sang kolektor peroleh penghargaan Alquran Award.

 Kolektor sekaligus pelestari manuskrip-manuskrip kuno Indonesia, Erwin Dian Rosyidi saat menerima penghargaan Al-Qur’an Award dalam acara peluncuran terjemahan Alqur'an edisi penyempurnaan di Aula Bayt Al-Qur'an dan museum masjid Istiqlal, TMII, Senin (14/10).
Foto: Republika/Muhyiddin
Kolektor sekaligus pelestari manuskrip-manuskrip kuno Indonesia, Erwin Dian Rosyidi saat menerima penghargaan Al-Qur’an Award dalam acara peluncuran terjemahan Alqur'an edisi penyempurnaan di Aula Bayt Al-Qur'an dan museum masjid Istiqlal, TMII, Senin (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menganugerahkan "Al-Qur’an Award" kepada beberapa tokoh yang dinilai berjasa dalam mengabdi dan mengembangkan Mushaf Alqur’an.

Salah satu yang menerima penghargaan ini adalah seorang kolektor sekaligus pelestari manuskrip-manuskrip kuno Indonesia, Erwin Dian Rosyidi. Saat mendapatkan penghargaan, kolektor asal Sidoarjo ini juga menghibahkan enam Alquran kuno tulisan tangan kepada LPMQ, serta tiga kitab kuno yang ditemukan di pesantren.

"Kita menyumbangkan enam manuskrip mushaf Alquran kuno tulisan tangan yang kebanyakan ditulis 1800-an, dan kitab-kitab pesantren yang kita subangkan secara gratis," ujar Erwin saat ditemui Republika.co.id dalam acara peluncuran terjemahan Alqur'an edisi penyempurnaan di Aula Bayt Al-Qur'an dan museum masjid Istiqlal, TMII, Senin (14/10).

Menurut dia, di antara manuskrip tersebut telah dibelinya dari pemilik awal untuk negara, sehingga bisa disimpan dan dipamerkan di Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta Timur. Namun, kata dia, ada juga mushaf Alquran kuno yang diselamatkan dari tempat sampah.

"Mushaf Alquran ini kebanyakaan ditemukan dari Gresik. Bahkan, di Gresik ada juga yang ditemukan di tempat sampah, kemudian saya selamatkan," ucap Erwin.

Selain ditemukan di Gresik, Mushaf Alquran itu juga ditemukan di Lamongan, kemudian di daerah Tapal Kuda. "Tapi ini tidak bisa dikatakan Alquran tertua di nusantara. Ini hanya Alquran kuno yang sudah berusia 100 tahun yang ditulis oleh ulama Indonesia," katanya.

Erwin sendiri sudah 10 tahun lebih mengumpulkan manuskrip-manuskrip kuno nuaantara dan pertama kali melakukan pameran pada 2011 lalu. Sudah ada ratusan manuskrip kuno yang dikumpulkannya. Namun, kata dia, kebanyakan sudah dikuisisi oleh pemerintah.

Erwin mengumpulkan manuskrip-manuskrip tersebut karena peduli terhadap warisan peradaban nusantara yang sangat besar. Karena itu, dia berharap negara juga menjalankan amanahnya untuk menyelamatkan warisan para leluhur bangsa.

"Saya berharap agar negara juga mengemban amanah undang-undang untuk menyelamatkan warisan leluhur bangsa kita," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement