REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Belanda sepakat menandatangani nota kesepahaman kerja sama untuk mendorong pengembangan ekspor produk dekorasi rumah ke pasar Eropa. Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward dan Managing Director Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Hans Obdeijn di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (15/10).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kemendag, Dody Edward mengatakan kerja sama yang akan berlangsung selama lima tahun 2019-2024 bertujuan memperkuat kapasitas eksportir Indonesia di sektor dekorasi rumah, khususnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dan tanggung jawab sosial dari usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia sehingga lebih mudah masuk ke pasar Eropa.
"Produk dekorasi rumah Indonesia berpeluang besar di Pasar Eropa," ujar Dody.
Belanda, kata Dody, menempati peringkat pertama di Eropa sebagai pasar terbesar untuk ekspor produk dekorasi rumah Indonesia dengan market share sebesar 22,34 persen. Dody menambahkan, jumlah ekspor dekorasi rumah Indonesia menunjukan tren yang meningkat dari 2004 hingga 2018 yaitu 3,38 persen dengan total ekspor pada 2018 sebesar 109 juta dolar AS.
Dody menyebut penandatangan nota kesepahaman merupakan tindaklanjut dari Letter of Intent yang telah ditandatangani sebelumnya di Den Haag pada 23 Juli 2019. "Kemendag dan CBI telah menjadi mitra kerja yang sangat baik untuk program pengembangan ekspor di Indonesia. Melalui program ini ditargetkan akan ada peningkatan ekspor ke Eropa pada akhir periode kerja sama," lanjutnya.
Dody menjelaskan program kerja sama Kemendag dengan CBI terdiri atas beberapa tahapan. Pada tahap pertama, perusahaan yang telah mendaftar akan diseleksi melalui sistem audit yang ketat. Perusahaan yang terpilih akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan pelatihan, program-program pelatihan terkait pemahaman pasar Eropa serta pengembangan kinerja tanggung jawab sosial.
"Selanjutnya proses seleksi akan fokus kepada peningkatan strategi penetrasi pasar bagi UKM untuk dapat memasuki pasar Eropa," ucap Dody.
Pada tahap ini, kata Dody, UKM akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pemasaean seperti partisipasi pada pameran, misi dagang bisnis ke bisnis (b2b), atau pemasaran daring.
"Pelaku eksportir kita, khususnya dari sektor dekorasi rumah akan mendapat kesempatan untuk dibina secara langsung dari tenaga ahli CBI Belanda," ungkap Dody.
Dody menilai kerja sama dengan CBI sangat menguntungkan karena bisa mendapatkan informasi lengkap dan terkini dari perspektif pembeli. Dody mengatakan penjaringan peserta untuk program ini telah dilakukan sampai September 2019 yang lalu dan telah terkumpul 93 perusahaan dari seluruh Indonesia.
Kriteria ditentukan bagi perusahaan yang akan mengikuti program ini yaitu UKM Indonesia dengan fokus produk dekorasi rumah berbahan kayu, rotan, serat alami lainnya merupakan perusahaan siap ekspor memiliki saham minimal 51 persen, memiliki karyawan 5-500 orang, dan telah memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat dikembangkan.