REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto rajin bersafari politik menemui pemimpin-pemimpin partai politik pendukung Jokowi. Tak ayal, Partai Gerindra pun dikabarkan bakal merapat ke koalisi pemerintah dan mendapatkan jatah kursi di kabinet.
Namun saat ditanya tekait keseriusan bergabung ke koalisi pemerintah, Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade tidak menjawab dengan tegas. Ia hanya mengatakan bahwa apa yang dilakukan Prabowo adalah dalam rangka membangun silaturahim kebangsaan.
"Hanya Silaturahmi Kebangsaan. Sekarang Pilpres 2019 kan sudah selesai jadi silaturrahim ke pimpinan parpol yang pernah beda pandangan," tutur Andre saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/10).
Dalam pertemuannya dengan pimpinan-pimpinan partai koalisi pemerintah, kata Andre, Prabowo hanya membicarakan bagaimana bisa bersatu meski berbeda pandangan dan kubu.
Karena semuanya harus bersatu, baik koalisi maupun oposisi untuk menghadapi berbagai ancaman yang ada. Bagaimanapun juga, jelas Andre, bangsa ini adalah tanggungjawab bersama bukan hanya partai-partai pengusung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Beliau membicarakan bagaimana beda pandangan bisa bersatu hadapi ancaman resesi ekonomi, juga ancaman keamanan. Intinya itulah yang dilakukan Prabowo dengan melakukan silaturrahim kebangsaan," tutur Andre.
Oleh karena itu, Andre menegaskan bahwa sampai dengan detik ini tidak ada pembicaraan bahwa Prabowo meminta jatah menteri kepada Presiden Joko Widodo. Begitu juga sebaliknya, tidak pernah sekalipun Presiden Joko Widodo menawarkan kursi kementrian atau jabatan strategis lain kepada Prabowo dan Gerindra.
"Soal itu tidak, Pak Prabowo tidak pernah meminta jatah menteri ke Pak Jokowi, juga sebaliknya. Selain Prabowo melakukan silaturahim kebangsaan," tutup Andre.