jatimnow.com -- Kepolisian mewaspadai kelompok crosshijaber berulah di Kota Surabaya. Namun hingga kini belum ada laporan adanya ulah kelompok laki-laki yang gemar memakai hijab ala perempuan di Kota Pahlawan tersebut.
Kelompok crosshijaber terkuak setelah belakangan ini menghebohkan media sosial (medsos). Mereka blak-blak menyatakan diri.
Namun, sejumlah akun yang mengaku sebagai laki-laki dan suka berhijab itu, sudah lenyap. Mereka juga memamerkan aksinya memasuki masjid dan berbaur dalam shaf jemaah perempuan.
Sebuah pengakuan mengalir dari akun Instagram bernama @crossdress.id. Secara terbuka, ia mengaku laki-laki yang suka mengenakan hijab.
"No sex! Saya adalah laki", hanya saja suka berpakaian wanita (crossdress)," tulisnya pada kolom biografi.
Namun, akun yang berisi dua foto tersebut mendadak raib alias hilang. Viralnya kelompok crosshijaber itu kontan membuat resah warganet. Apalagi disebut-sebut, para laki-laki yang mengenakan hijab bahkan bercadar juga kerap memasuki toilet perempuan.
Baca juga: Viral Crosshijaber 'Teror' Kaum Perempuan
Akun Instagram @amesamir9 membagikan tiga foto. Dalam keterangannya, ia menyebut kelompok itu kerap masuk toilet kaum hawa.
"Waspada! KOMUNITAS "Crosshijaber" Meski Berhijab bahkan Bercadar, Komunitas ini Ternyata Kaum Lelaki, Kerap Masuk Toilet dan Ruangan Salat Wanita di Mesjid," tulis @amesamir9.
Salah satu warganet asal Surabaya mengkawatirkan keberadaan mereka. Ia pun curhat di Facebook.
"Serem jg ini. Sampe ada komunitasnya pula," komentar @agitaaja di dalam laman Facebook pada Ahad (13/10/2019) siang.
Polisi tak ingin kecolongan. Pengamanan untuk memberikan rasa aman kepada jemaah perempuan akann ditingkatkan.
"Kita akan mengecek informasi ini akan kebenarannya, apakah sudah ada di Surabaya atau mungkin di luar Surabaya. Kita juga akan laksanakan patroli siber," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho kepada jatimnow.com, Selasa (15/10/2019).
Menurut Sandi, meski sedang viral, informasi di medsos harus dikonfirmasi untuk memastikan kebenarannya. "Mengingat isu atau informasi yang berkembang di medsos bisa jadi mengandung konten hoaks," sambungnya.
Tapi, lanjut Sandi, bahwa polisi akan meningkatkan pengamanan terhadap obyek-obyek tempat berkumpulnya masyarakat, termasuk tempat ibadah. "Terutama dengan perempuan. Namun kita harus mengecek kebenarannya," tegas Sandi.