Rabu 16 Oct 2019 08:30 WIB

UEFA Putuskan Beri Sanksi pada Bulgaria dan Inggris

Presiden UEFA Aleksander Ceferin desak pemerintah tingkatkan perang vs pelaku rasis.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Presiden UEFA Aleksander Ceferin
Foto: EPA/MARTIAL TREZZINI
Presiden UEFA Aleksander Ceferin

REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah membuka proses indisipliner terhadap timnas Bulgaria menyusul nyanyian rasis pada pertandingan Kualifikasi Euro 2020 versus Inggris yang berlangsung di Sofia. Tak hanya itu, Inggris juga akan dikenakan dua tuduhan.

Inggris berhasil mengamankan kemenangan 6-0, tetapi pertandingan itu dirusak oleh beberapa aksi suporter tuan rumah yang menyerukan tindakan rasis dan penghormatan Nazi yang diarahkan pada pemain. Walhasil, pertandingan pun dua kali terhenti.

Baca Juga

Kini dilansir Sky Sport, Rabu (16/10), Federasi Sepak Bola Bulgaria (BFU) didakwa mengikuti "perilaku rasisme" pendukung tuan rumah, yang meliputi nyanyian dan penghormatan Nazi, gangguan lagu kebangsaan, serta pemutaran ulang di layar raksasa selama pertandingan.

Sedangkan, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) juga didakwa mengacaukan lagu kebangsaan oleh para pendukung yang berkunjung, serta jumlah pengurus keliling yang tidak mencukupi.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin mendesak pemerintah untuk meningkatkan perang terhadap para isu rasisme untuk membantu otoritas sepak bola menghilangkannya dari stadion, dan menyalahkan kebangkitan nasionalisme karena mendorong penyalahgunaan. "Asosiasi sepak bola sendiri tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Pemerintah tentu juga perlu berbuat lebih banyak di bidang ini. Hanya dengan bekerja bersama atas nama kesopanan dan kehormatan kita akan membuat kemajuan."

Sebelumnya, Presiden BFU Bulgaria Borislav Mihaylov memutuskan untuk mundur dari asosiasi sepak bolanya. Itu setelah Perdana Menteri Bulgaria Bouko Borissov mendesak Mihaylov angkat koper dari organisasi si kulit bundar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement