Rabu 16 Oct 2019 08:50 WIB

Arief Yahya: Pariwisata akan Jadi Penyumbang Devisa Terbesar

Selama empat tahun terakhir sektor pariwisata Indonesia berkembang signifikan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah wisatawan mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2019). Pemerintah menetapkan empat prioritas destinasi wisata, salah satunya Borobudur di Magelang, untuk manggaet wisman demi meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah wisatawan mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2019). Pemerintah menetapkan empat prioritas destinasi wisata, salah satunya Borobudur di Magelang, untuk manggaet wisman demi meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya meyakinkan bahwa sektor pariwisata diproyeksikan akan menjadi core economy dan penyumbang devisa terbesar di Indonesia dalam lima tahun kedepan. Saat ini, kata dia, sektor pariwisata telah ditetapkan sebagai sektor unggulan penyumbang ekonomi nasional oleh pemerintah melampaui komoditas minyak sawit atau crude palm oil (CPO). 

Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, sektor pariwisata dapat berkembang signifikan. “Saya optimistis tahun ini dan lima tahun ke depan, industri pariwisata menjadi salah satu yang menyumbangkan devisa terbesar, mengalahkan sektor lain dengan proyeksi nilai sebesar 20 miliar dolar AS,” kata Arief dalam keterangannya, Selasa (16/10).

Baca Juga

Indonesia memiliki ribuan destinasi, baik yang tekah populer maupun yang masih belum digarap optimal. Di tengah pembangunan infrastruktur yang terus berhalan, pemerintah yakin pariwisata akan menjadi andalan baru bagi pemasukan negara.

Arief mengatakan, berdasarkan data World Travel & Tourism Council, pariwisata Indonesia menjadi yang tercepat tumbuh dengan menempati peringkat ke-9 di dunia, nomor tiga di Asia, dan nomor satu di kawasan Asia Tenggara.