Rekan di girlband, fans dan segenap komunitas K-pop berduka atas kepergian Choi Jin-ri atau Sulli, anggota girlband f(x). Sejak beberapa waktu, Sulli adalah korban dan "target" intimidasi online. Kejadian ini membuat orang-orang menyerukan dukungan moral kepada semua yang terlibat dalam industri K-pop yang terkenal sangat kompetitif itu.
Jasad Sulli ditemukan managernya setelah tidak merespon panggilan selama ber jam-jam pada hari Senin (14/10) di kediaman nya di Seongnam, tidak jauh dari Seoul.
"Tidak ada bukti yang ditemukan yang dapat mengindikasi bahwa pihak lain yang melakukan tindakan tersebut“, ujar pihak berwenang dari Polisi Seongnam Sujeong. "Salah satu kemungkinan penyebab kematiannya adalah bunuh diri.“ Pihak berwenang juga menambahkan kalau penyanyi dan penampil berumur 25 tahun terkenal ini mengalami depresi berat. Ada beberapa indikasi seseorang ingin bunuh diri.
Menurut data dari pemerintah Korea Selatan, negaranya memang memiliki salah satu tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Ini adalah penyebab kematian yang sering ditemukan pada orang-orang yang berumur dibawah 40 tahun.
"Saya sangat berharap kalau Sulli menjadi korban terakhir dari bunuh diri dan penyakit mental," kata seorang penggemar di Twitter. "Tapi mengingat betapa kejamnya orang-orang, saya sangat takut kalau harus ada yang menjadi korban selanjutnya.“
Ketenaran dan minimnya ruang privasi
Selain kehidupan mewah yang ditawarkan siapapun yang berada di dalam industri K-pop, industri ini juga sangat terkenal karena tingkat kompetitif yang sangat tinggi, kurangnya ruang privasi, tekanan dari fans dan publik serta keharusan untuk setiap anggota menjaga image yang tetap menyenangkan dan selalu diidamkan kapan pun dan di mana pun.
Bibit-bibit muda seperti Sulli dipilih saat mereka masih remaja oleh agen pencari bakat. Bila terpilih, kehidupan mereka hanya berkutat sekitar latihan keras menyanyi dan menari demi mencapai kesempunraan dan standar industri.
Bukan yang pertama di industri K-pop
Ketabuan masalah kesehatan mental menghalangi banyak orang di Korea Selatan untuk mencari pertolongan. Kematian Sulli menambah catatan kelam industri K-pop setelah kasus depresi berat serupa merenggut nyawa Jonghyun di tahun 2017.
Keduanya adalah anggota di bawah management SM Entertainment, salah satu agensi K-pop terbesar di Korea Selatan. Penyanyi K-pop terkenal bernama Goo Haara, yang juga teman dari Sulli, sempat membutuhkan perawatan medis intensif tahun lalu setelah percobaan bunuh diri karena ancaman penyebaran video berhubungan intim oleh mantannya.
"Semoga Jin-ri dapat di tempat yang menyenangkan dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau sekarang,“ tulis Goo dalam salah satu postingannya di Instagram, menggunakan nama asli Sulli dan foto mereka berdua.
Intimidasi berunsur pelecehan seksual
Sulli memulai karirnya sebagai artis cilik pada usia 11 tahun, debut pertamanya di tahun 2009 dilakukan bersama f(x), yang dalam hitungan tahun menjadi salah satu girlband terpopuler di Korea Selatan. Sepanjang karirnya, Sulli sering mendapat bully-an secara online yang juga kerap berunsur pelecehan seksual karena pilihannya untuk tidak menggunakan bra.
Sulli baru saja mendapat kesempatan menjadi host di salah satu serial TV dimana dia banyak berbicara tentang pengalaman intimidasi online yang dia alami. Dia juga secara tidak langsung berbagi pengalaman tentang gangguan kecemasan dan phobia sosial.
Menjadi inspirasi sekaligus pengingat pentingnya kesehatan mental
Kevokalan dan keterusterangan Sulli menginspirasi banyak remaja di Korea Selatan yang ingin melawan pandangan patriarki di masyarakat yang terobsesi dengan penampilan saja. "Menjadi artis K-pop pertama yang menyuarakan pentingnya kesehatan mental dan feminisme itu luar biasa. Aku sangat mencintaimu, Sulli – Semoga kamu benar-benar bebas di surga," ujar seorang fan di Twitter. pn/hp (afp)