Rabu 16 Oct 2019 10:20 WIB

Bandara El Tari Pasang Karpet Disinfektan Cegah Virus Babi

Para penumpang yang masuk diwajibkan melewati karpet tersebut.

Seorang pria berjalan di depan terminal Bandara El Tari Kupang yang sedang dikerjakan oleh sejumlah pekerja.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang pria berjalan di depan terminal Bandara El Tari Kupang yang sedang dikerjakan oleh sejumlah pekerja.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Balai Karantina Pertanian Kelas I A Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) memasang fasilitas karpet disinfektan di Bandara El Tari untuk mencegah masuknya virus demam babi Afrika.

“Beberapa langkah kami lakukan dalam mencegah masuknya virus babi Afrika di NTT, pertama kami sudah memasang karpet disinfektan di Bandara El Tari Kupang,” kata Kepala Balai Karantina Kelas I A Kupang, Nur Hartanto, Rabu (16/10).

Baca Juga

Dia mengatakan, karpet disinfektan tersebut ditempatkan pada pintu masuk kedatangan penumpang penerbangan internasional dari Timor Leste. Para penumpang yang masuk diwajibkan melewati karpet tersebut sehingga kemungkinan virus yang terbawa melalui alas kaki sudah terdisinfeksi.

Sedangkan untuk barang-barang yang dibawa penumpang, bekerja sama dengan manajemen bandara dan bea cukai setempat melakukan pemeriksaan. “Jadi kalau ada kedapatan barang-barang bawaan yang terkait dengan bahan dari babi maka langsung ditahan untuk diperiksa,” katanya.

Dia menjelaskan, upaya pemeriksaan orang dan barang ini diutamakan kepada para penumpang yang menggunakan rute penerbangan internasional dari Timor Leste masuk ke Kota Kupang. “Mengingat kasus penyebaran virus demam babi Afrika ini sudah masuk di Timor Leste sehingga kita lakukan pencegahan karena NTT terkoneksi langsung dengan Timor Leste,” katanya.

Nur menambahkan, sudah mengeluarkan surat edaran yang melarang para penumpang untuk membawa komoditas yang berbahan dasar dari babi termasuk barang-barang kargo. Ia juga telah berkoordinasi dengan pihak bandara serta maskapai setempat untuk melakukan pemusnahan sampah yang ditinggalkan penumpang di pesawat.

“Kami juga berharap masyarakat dari NTT yang berpergian ke Timor Leste tidak membawa produk-produk dari negara tersebut terutama yang berbahan dari babi,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement