Rabu 16 Oct 2019 12:22 WIB

Dorong Pesantren Gunakan Kitab Kuning, Jabar Gelar MQK

Wagub menyebut tidak seluruh pesantren di Jabar pelajari kitab Kuning.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Jumlah pesantren di Jabar, saat ini tercatat sekitar 10 ribu pesantren. Namun, menurut Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, tidak seluruh pesantren di Jabar mempelajari kitab kuning.

Oleh karena itu, menurut Uu, Pemprov Jabar menggelar lomba Musabaqoh Qira'atil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019. Kegiatan MQK ini, digelar untuk mendorong minat santri mempelajari kitab kuning. Sekaligus,  sebagai evaluasi sejauh mana pengajaran di pesantren tentang tata cara membaca dan menalar kitab kuning.

Baca Juga

"Maka, setiap tahun kita adakan MQK dan kegiatan ini juga memberikan motivasi kepada anak-anak agar masuk ke pesantren salafiyah atau pesantren yang mempelajari kitab kuning," ujar Uu kepada wartawan, Selasa malam (16/10).

Uu mengatakan, sebanyak 800 santri dari perwakilan pondok pesantren di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat (Jabar) mengikuti perlombaan membaca dan menalar kitab kuning yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Cipasung Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Ajang tahunan ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk akselerasi visi Jabar Juara dalam kategori batin. Uu pun mengapresiasi, jumlah peserta MQK terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Saya bangga tahun ini pesertanya bertambah dari tahun sebelumnya," kata Uu.

Untuk penyelenggaraan MQK tahun depan, Uu juga mengimbau kepada semua kepala daerah di 27 kabupaten/kota se-Jabar untuk mendorong warganya, khususnya generasi muda, untuk ikut serta.

"Selama ini, mereka ikut serta dengan biaya swadaya dan dibantu Kanwil Kemenag (Kementerian Agama) daerah, jadi tahun depan mohon dibantu oleh Bupati dan Wali Kota, didorong warganya untuk ikut," papar Uu.

MQK yang dipusatkan di Ponpes Cipasung Singaparna dari tanggal 15-18 Oktober 2019 ini sendiri menyiapkan hadiah Rp6,5 juta untuk Santri Terbaik I, Rp4,5 juta untuk Santri Terbaik II, dan Rp2,5 juta untuk Santri Terbaik III.

Selain untuk menjalin silaturahmi antar santri dan pesantren se-Jabar, MQK ini pun bertujuan meningkatkan kecintaan santri kepada kitab-kitab rujukan berbahasa arab serta kecintaan dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama islam dari sumber kitab-kitab berbahasa arab.

"Event ini juga simulasi untuk bersaing secara sehat dan merupakan puncak dari prestasi akademik para santri selain juga momentum memperingati Hari Santri pada 22 Oktober nanti," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement