Rabu 16 Oct 2019 15:06 WIB

Sang Pemberi Nama dan Mengapa Dinamakan Muhammad SAW?

Nama Muhammad berarti sosok yang layak dipuji.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muhammad, nama inilah yang terucap pertama kali dari bibir Abdul Muthalib di depan Ka’bah saat menamai cucunya yang baru lahir. Abdul Muthalib menggendong bayi yang dilahirkan dari rahim Aminah dan menamainya Muhammad. 

Padahal seperti dituliskan Syekh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam Ar Rahiq al-Makhtum, nama Muhammad tak terlu lazim digunakan oleh bangsa Arab kala itu. 

Baca Juga

Orang-orang di Mekkah yang mendengar Abdul Muthalib memberikan nama pada cucunya dengan nama Muhammad itu pun sempat bertanya. Dalam ar-Rad al-Unuf wa Ma’ahu as-Sirah Nabawiyyah li ibni Hisyam karya Imam Abu Qasim al-Suhaili menjelaskan bahwa orang-orang Makkah mempertanyakan pada Abdul Muthalib tentang nama yang diberikan pada cucunya itu. 

Sebab tak ada satu orang pun dalam garis keturunan Abdul Muthalib yang menggunakan nama Muhammad. Abdul Muthalib pun menjawab diberikannya nama Muhammad karena dia berharap kelak seluruh penduduk bumi memujinya. 

Memang jika dicermati, nama Muhammad merupakan maf’ul yang memiliki arti orang yang terpuji. Sementara kata Ahmad sendiri merupakan fiil yang berarti saya memuji. Menurut Imam Syamsuddin as-Safari, keistimewaan nama Muhammad juga terletak pada sususnan hurufnya.

Di mana susunan namanya terdiri dari empat huruf sesuai dengang lafdzul jalalah. Selain itu banyak juga ulama yang menejelaskan tentang keutamaan-keutaman tiap susunan huruf dalam nama Muhammad. 

Terkait pemberian nama Muhammad dari Abdul Muthalib dan Aminah, ada penjelasan bahwa nama Muhammad tak begitu saja terucap dari lisan Abdul Muthalib. 

Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyyah menjelaskan terdapat sebuah riwayat tentang malaikat yang mendatangi siti Aminah. Malaikat memberitahu siti Aminah bahwa dirinya sedang mengandung seorang pemimpin umat. 

Malaikat pun menyuruh Aminah agar ketika bayi itu lahir untuk berdoa memohon agar bayi itu dilindungi Allah dari tiap kejahatan dan orang-orang yang hasud. Malaikat pun menyuruh Aminah untuk menamai bayi itu dengan nama Muhammad.

Sementara Imam Abu Qasim al-Suhaili atau Imam Suhaili menjelaskan bahwa kakek Rasulullah juga memperoleh nama Muhammad berdasarkan mimpi yang dialaminya. Dalam mimpinya itu, Abdul Muthalib melihat rantai dari emas keluar dari punggunnya dimana ujung rantai menyebar ke langit, bumi, timur dan barat. 

Rangkai rantai itu menjadi pohon yang setiap daunnya mengeluarkan cahaya, dan penduduk bumi di barat dan timur semuanya tergantung kepadanya. Dari mimpi itulah ditafsirkan dengan dilahirkannya seorang anak dari tulang punggunnya yang akan diikuti manusia dari timur dan barat. Penduduk langit dan bumi akan memujinya. Karena itulah Abdul Muthalib menamainya Muhammad.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement