Rabu 16 Oct 2019 17:47 WIB

MUI Sumut-UMSU Gelar Seminar "Titik Nol Islam di Indonesia"

Seminar ini membahas keberadaan jejak peradaban masuknya Islam ke Indonesia.

sejarah Islam di nusantara ilustrasi
Foto: Republika/Yasin Habibi
sejarah Islam di nusantara ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Seminar Internasional bertema "Titik Nol Islam di Indonesia", di Medan, Rabu (16/10).

Rektor UMSU Dr. Agussani, MAP dalam sambutannya mengatakan pihaknya memberikan apresiasi atas pelaksanaan seminar internasional "Titik Nol Islam di Indonesia" kerjasama UMSU dan MUI Sumut.

Agussani menegaskan, sudah menjadi komitmen UMSU untuk senantiasa terbuka menjalin kerjasama dengan pihak manapun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif guna memajukan peradaban.

"Ini selaras dengan visi UMSU, yakni membangun peradaban bangsa dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia berdasarkan al-Islam dan Kemuhammadiyahan, tentunya kita sangat mendukung acara seminar internasional ini,"katanya.

Ia juga mengungkapkan rencana UMSU untuk mendirikan Cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Barus. Dijelaskannya, OIF adalah salah satu pusat unggulan yang dimiliki UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik, bukan hanya di Sumut, tapi juga di pulau Sumatera.

"Semoga rencana pendirian cabang OIF ini nantinya bisa mendukung pengembangan destinasi Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia,"sebutnya.

Ketua Panitia seminar Prof Dr Hasan Bakti Nasution menjelaskan, pelaksanaan seminar internasional itu berangkat dari kesadaran pentingnya mewujudkan visi Sumut yang bermartabat termasuk dalam aspek kesejarahan di satu sisi dan visi Indonesia yang maju di sisi lain.

"Sumut bermartabat itu harus dibangun di atas berbagai variable martabat, yakni bermartabat semua aspek kehidupan , sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya, termasuk dalam aspek kesejarahan,” ujarnya.

Dijelaskan, posisi Sumut dengan Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia yang monumennya diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu menyimpan nilai kesejarahan yang tinggi.

Keberadaan jejak peradaban masuknya Islam di Indonesia memiliki nilai penting untuk dikaji bersama guna menumbuhkan kesadaran sekaligus motivasi dalam pembangunan.

Namun, kata Hasan, hingar bingar peresmian tersebut sepertinya tidak ada upaya tindak lanjut yang jelas, untuk diapakan monumen itu. Akankah ia hanya sekedar monument sejarah, atau dijadikan sebagai pemicu untuk mewujudkan Sumut bermartabat.

“Seminar ini kita harapkan akan mewujudkan harapan tersebut,” katanya.

Sementara Ketua MUI Sumut Prof Dr Abdullah Syah MA dalam sambutannya berharap kegiatan seminar ini nantinya bisa melahirkan hasil yang bermanfaat untuk kemajuan ummat Islam, khususnya di Sumut.

“Karena itu saya minta panitia seminar ini natinya bisa merangkum hasil seminar ini dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku,” katanya berharap.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement