REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menyebut adanya potensi penghematan biaya operasional hingga Rp 44,3 miliar. Hal tersebut menyusul operasional jaringan interkoneksi atau tol listrik dari Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Barat (Sulbar) hingga Sulawesi Tenggara (Sultra).
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi Suroso mengatakan, interkoneksi tersebut membuat biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik menciut sebesar Rp 62,5 per kWh. Lanjut dia, tol listrik mampu mengangkut surplus listrik 400 Megawatt (MW) dari Sulsel ke Sultra.
"Selesainya tol listrik itu memberikan manfaat besar. Manfaat utama menekan BPP listrik dalam artian ada tol itu kami bisa milih pabrik listrik paling murah untuk disalurkan ke pelanggan," kata Suroso di Makassar, Sulsel pada Rabu (16/10).
Dia mengungkapkan, sistem interkoneksi memungkinkan PLN menyalurkan listrik lebih efisien kepada masyarakat. Tol listrik, lanjut dia, membuka peluang bagi PLN untuk saling berbagi cadangan listrik yang tersimpan di masing-masing provinsi.
PLN, Suroso mengungkapkan, berencana menyambungkan tol serupa hingga ke Sulawesi Utara (Sulut) yang kini belum terkoneksi. Dia berharap, interkoneski itu bisa rampung dibangun pada 2023 nanti sehingga Sulawesi secara keseluruhan bisa tersambung dalam satu kesatuan.
"Sebelumnya satu daerah punya cadangan sendiri, tapi pas terkoneksi cadangan bisa dimanfaatkan bersama sehingga ujungnya adalah pelayanan ke masyarakat yang lebih baik," kata Suroso lagi.
Jaringan tol listrik tersebut sudah dioperasikan mulai Senin (9/9) lalu. Jaringan kabel interkoneksi kelistrikan sepanjang 797 kilometer sirkuit (kms) ini membentang mulai dari Wotu, Malili, Lasusua, Kolaka, Unaaha hingga Kendari.
General Manager PLN unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat Ismail Deu mengatakan, pengoperasian tol listrik akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan. Artinya, dia melanjutkan, gangguan penyaluran listrik bakal berkurang dan disaat yang bersamaan akan meningkatkan penjualan listrik.
Dia mengungkapkan, PLN melayani 3.080.211 pelangaan hingga September 2019 dengan 53 konsumen premium. PLN, dia melanjutkan, memiliki potensi pelanggan potensial di Sulsel, Sulbar dan Sultra sebesar 3484,37 MVA.
Dia mengatakan, keberadaan tol listrik juga berpotensi membuka peluang investasi lantaran dapat memberikan jaminan pasokan listrik kepada investor. PLN, lanjut dia, juga kini lebih leluasa untuk menambah pelanggan baru termasuk industri smelter di Sultra.
"Proyeksi pertumbuhan pelanggan besar di Sulawesi Tenggara pada tahun 2025 sebesar 710 MW," kata Ismail.
Sebelumnya, PLN rampung membangun jaringan tol listrik yang menghubungkan Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. PLN optimis keberadaan jaringan interkoneksi tersebut akan menambah efektifitas penyaluran listrik ke pelanggan.