REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Petani di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan padi gogo seluas 20 hektare untuk mendukung swasembada pangan di daerah itu. "Kami terus mendorong petani mengembangkan tanaman padi gogo," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna, Rabu (16/10).
Pengembangan tanaman padi gogo di Kabupaten Lebak dapat meningkatkan produksi pangan juga pendapatan ekonomi petani. Petani mengembangkan tanaman padi gogo melalui sistem pola tumpang sari dengan tanaman jagung.
Para petani lebih memilih pertanian padi gogo karena tidak begitu banyak menggunakan pasokan air, terlebih saat musim kemarau. "Pengembangan pertanian padi gogo cukup membantu ketersediaan pangan hingga 60-80 ton per tahun," kata Dede.
Menurut dia, umumnya pengembangan pertanian padi gogo dilakukan secara tradisional sehingga produktivitas hanya 1,5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare. Petani diharapkan menggunakan penerapan rekayasa teknologi dengan pupuk berimbang antara organik dan nonorganik.